SUMEDANG, RADARMAJALENGKA.COM - Pemudik yang melintas Tol Cisumdawu mungkin tak banyak menyadari betapa sulitnya medan proyek tersebut.
Terutama di area Seksi 5 Jalan Tol Cileunyi Sumedang Dawuan yang harus menggunakan beragam teknik konstruksi untuk mengatasi tantangan alam.
Salah satunya adalah di Seksi 5A Desa Cipamekar, di mana main road Jalan Tol Cisumdawu dibangun di atas tumpukan busa.
Busa dimaksud adalah geofoam EPS (expanded Polysterene) atau material yang sepintas dilihat mirip dengan styrofoam.
BACA JUGA:PENTING NIH! Tarif Tol Cirebon Bandung via Cisumdawu, Siapkan Saldo E-Toll Sebelum Arus Balik
Material ini, bisa ditemukan di sekitar Seksi 5A STA 40+200 atau tepatnya di Dusun Sawah Pasir Kodok, Desa Cipamekar, Kecamatan Conggeang.
Mulanya, area ini adalah bagian yang sangat labil. Struktur tanah saat dilakukan penggalian cenderung berair dan clay.
Karenanya, PT Adhi Karya yang menangani konstruksi di wilayah tersebut memutuskan melakukan pengangkatan material tanah labil tersebut.
Kemudian bagian yang telah digali cukup dalam, diganti dengan material lain yakni sirtu. Material urugan baru ini, diharapkan dapat membuat urugan menjadi lebih stabil.
Volume urugan pada STA 40+200 tersebut bahkan mencapai 80 ribu meter kubik. Sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama.
Karenanya, menjelang digunakan untuk arus mudik dan balik lebaran, diputuskan untuk dilakukan pergantian material.
Yang dipakai adalah geofoam EPS sejenis styrofoam yang ditumpuk untuk menggantikan material tanah urugan.
Material geofoam ini, kemudian dibungkus dengan membran dan di atasnya barulah dilakukan pemasangan konstruksi untuk jalan.