SUMEDANG, RADARMAJALENGKA.COM - Tol Cisumdawu menerapkan banyak teknik dan material untuk mengatasi kendala alam, khususnya di Seksi 5.
Pada trase Jalan Tol Cileunyi Sumedang Dawuan yang melintasi Kecamatan Conggeang, sudah dilakukan beberapa teknik konstruksi untuk mengatasi tanah labil.
Karenanya, trase Jalan Tol Cisumdawu di Seksi 5 sepanjang 14,90 kilometer, sebagian harus dibangun jembatan meski tidak berada di atas sungai.
Total panjang jembatan di Seksi 5 ini mencapai 1,90 kilometer termasuk yang baru dibangun yakni Jembatan Gunung Puyuh sepanjang 202,32 meter.
BACA JUGA:PENTING NIH! Tarif Tol Cirebon Bandung via Cisumdawu, Siapkan Saldo E-Toll Sebelum Arus Balik
Menariknya untuk mengatasi masalah tanah labil di beberapa lokasi, diterapkan teknik yang berbeda-beda. Baik dalam pembangunan jembatan maupun urugan.
Misalnya Jembatan Kedondong dan Conggeang. Keduanya menggunakan penyangga pier head yang di atasnya menopang balok girder dengan bentang masing-masing 40,1 meter dan lebar 34 meter.
Pier head yang digunakan untuk Jembatan Conggeang sepanjang 636 meter sebanyak 14 buah. Sedangkan untuk Jembatan Kedondong sepanjang 744 meter, terdapat 17 pier head.
Konstruksi yang berbeda diterapkan untuk pembangunan Jembatan Gunung Puyuh yang menggunakan pile slab dengan konstruksi bore pile.
Konstruksi tersebut kemudian menopang plat lantai jembatan. Teknik yang digunakan mirip dengan pembangunan Jembatan Cireki di Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang.
Bergeser ke penanganan urugan. Teknik yang digunakan juga berbeda antara di Seksi 5A dengan Seksi 5B.
Pada ruas Seksi 5A STA 40+200, material urugan diganti dengan insulasi geofoam EPS. Balok-balok sejenis styrofoam digunakan sebagai bantalan antara permukaan tanah dengan jalan.
Dari pantauan visual radarmajalengka.com, balok-balok geofoam tersebut disusun menerupai urugan sampai ketinggian tertentu.