Yang paling menarik, Bernie juga pernah ikut terlibat dalam penyusunan LRT salah satunya di Kota Medan. Ini sangat pas untuk pengembangan Bandara Kertajati ke depan.
Dia mengatakan kemampuan keuangan daerah atau kota untuk membeli dan membangun sistem layanan transportasi urban modern sangat terbatas.
Misalnya, hasil kajiannya di Medan, untuk membangun 18 kilometer LRT yang ditopang 2 jalur Bus Rapid Transit dengan 20 unit BRT di satu koridor membutuhkan biaya Rp15 triliun.
“Itu tahun 2019. Jika 5 kota besar mengubah kebiasaan kendaraan pribadi ke transportasi publik modern maka yang dibutuhkan Rp75 triliun,” ungkapnya.
Di dunia internasional, Bernie aktif dalam berbagai forum. Salah satunya termasuk sebagai wakil -residen Organisasi Wilayah Timur untuk Perencanaan dan Pemukiman Manusia (EAROPH) yang berafiliasi dengan PBB.
Ia juga sebagai Fellow di Salzburg Global Seminar, sebuah lembaga think tank globalisasi terkemuka yang berbasis di Salzburg, Austria.
Bernie memiliki hubungan erat dengan Australia yang dimulai dengan partisipasinya pada Program Pertukaran Pemuda Australia Indonesia pada tahun 1986.
Pada tahun 1988 ia bekerja di World Expo 88 dan kemudian magang di Dewan Kota Brisbane. Dia telah terkait dengan AIC sejak diangkat menjadi Komite Penasihat Penelitian Infrastruktur.
Nah sejumlah pengalaman Bernie ini semoga bisa memajukan Bandara Kertajati. Tentu juga kawasan Metropolitan Rebana. (*)