MAJALENGKA, RADARMAJALENGKA.COM - Saat ini, mayoritas para petani di Kabupaten Majalengka mengeluh karena kekurangan pupuk bersubsidi. Bahkan, dengan adanya kondisi tersebut, mereka terpaksa harus membeli pupuk nonsubdisi yang harganya jauh lebih mahal.
Saat dikonfirmasi wartawan disela-sela kegiatannya Selasa (21/2), anggota Komisi IV DPR RI, Sutrisno memastikan bahwa permasalahan ini terjadi karena kartu tani tidak diregistrasi ulang. Dan, data yang masuk pun diperkirakan tidak ter-upload dengan baik ke kementerian.
"Di lapangan, banyak petani mengeluh. Saya punya lahan sekian, cuma dapat sekian kilogram. Persoalannya, itu dipastikan upload data dari petani ke pemerintah, ke dinas, masuk ke kementerian tidak ter-upload. Kendala kedua, masalah kartu tani. Kan kalau seandainya kartu tani ini tidak termanfaatkan, tidak diregistrasi lagi, yang ada di-off-kan,” paparnya.
Sutrisno menyarankan kepada masyarakat untuk disiplin dalam menggunakan kartu tani, dan aktif berkoordinasi dengan para penyuluh. Nantinya penyuluh menyampaikan ke Bank Mandiri.
BACA JUGA:PROGRES TERKINI di Tol Cisumdawu, Ada Longsor di Perbatasan Seksi 5 dan 6 Sudah Dekat Majalengka
BACA JUGA:PENAMPAKAN Calon Rest Area TOL CISUMDAWU, Cuma 6 Kilometer dari Majalengka, Terbaik di Indonesia
Menurut Sutrsino, karena pada dasarnya kartu tani merupakan sarana untuk memudahkan petani mendapatkan pupuk bersubsidi dengan harga sesuai HET (harga eceran tertinggi) yang telah ditentukan oleh pemerintah.
Serta untuk dapat digunakan kartu tani harus diaktifkan terlebih dahulu dengan mengisi saldo agar dapat digunakan bertransaksi.
"Karena kalau di Majalengka dengan Bank Mandiri. Kalau sekian bulan tidak dipakai seolah-olah tidak lagi difungsikan. Tidak aktif. Jadi petaninya juga harus disiplin dengan cara meregistarsi kembali kartu tani yang sudah lama tidak dipakai,” katanya.
BACA JUGA:WADUH! Sedang Dikejar Target, Terjadi Longsor di TOL CISUMDAWU Seksi 5B, Dekat Ujung Jaya