Saat ini, di BIJB Kertajati juga ada pesawat A340 yang sedang parkir karena menunggu MRO di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng.
"Itu menjadi sumber pendapatan Bandara Kertajati di saat penerbangan reguler penumpang sedang vakum," katanya.
Diberitakan sebelumnya, salah satu perusahaan yang merupakan operator bandara di India menyatakan minat untuk melakukan pembelian saham PT BIJB.
Bahkan calon investor dari India tersebut sudah meninjau lokasi bandara dan membaca peluang apa yang bisa dikembangkan.
BACA JUGA:MAKIN JOS! Setelah Tol Cisumdawu Jadi Minta Tol Macita, Majalengka Ciamis Tasikmalaya
Tentunya, keberadaan perusahaan tersebut diharapkan dapat merealisasikan investasinya, sehingga dapat memperbaiki keuangan PT BIJB.
“Namun jauh lebih penting, ada harapan pengembangan bisnis dan komersial bandara. Namun soal penjualan saham baru penjajakan, selanjutnya akan ada pembahasan dan diskusi di internal maupun dengan para pemegang saham,” kata Dian.
Pihaknya juga menyampaikan bahwa skema pembelian saham tersebut sudah diatur sedemikian rupa. Salah satunya PP 54 tahun 2017 mengenai BUMD.
Pada aturan tersebut mengamanatkan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Barat tetap akan menjadi pemegang saham mayoritas.
BACA JUGA:Berita Penculikan Anak Marak, Ternyata Tujuannya Mengerikan
Ditambahkan Dian, perkembangan BIJB Kertajati memang ke depannya akan sangat baik. Itu dibuktikan dengan adanya prospek investasi yang akan masuk.
Hal ini tidak lepas dari tahapan pengembangan Segitiga Rebana atau Rebana Metropolitan. Juga Kertajati Aerocity.
Pengembangan ini, ditunjang dengan populasi masyarakat Provinsi Jawa Barat yang padat dan perlu ditunjang dengan infrastruktur memadai.