
Sementara itu, Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (BMPR) Provinsi Jawa Barat Bambang Tirtoyuliono menambahkan, dalam upaya akselerasi pembangunan dengan adanya berbagai keterbatasan, strategi yang dilakukan adalah kolaborasi.
Salah satu masterpiece nya adalah pembangunan Underpass Dewi Sartika, kolaborasi yang dilakukan pembebasan lahan oleh Kota Depok dan Konstruksinya dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
"Pembangunan Underpass ini menghubungkan dua jalan. Yaitu, Jalan Dewi Sartika (Jalan Provinsi) dan Jalan Margonda Raya (Jalan Kota Depok). Underpass dilaksanakan pada tahun anggaran 2022, dalam waktu pelaksanaan selama 11 bulan, dengan biaya konstruksi sebesar Rp 113,68 miliar, kontraktornya Nindya Karya," kata Bambang.
Latar belakang dari pembangunan Underpass, Bambang memaparkan, frekuensi kereta api yang melintas setiap 2 menit sekali, seringkali menimbulkan antrean di perlintasan.
BACA JUGA:Pesawat Lion Air Terbang Rendah Hingga Menyentuh Air, Foto di Aplikasi Bikin Geger
Kemudian, kecepatan rata-rata kendaraan pada peakhours sangat rendah, yaitu sekitar 6-15 km/jam, sehingga tidak efisien. Tingginya volume kendaraan yang melintas di Jalan Dewi Sartika, yaitu sebanyak 2.400 kendaraan per jam.
Konstruksi Underpass Dewi Sartika, termasuk kategori kompleks karena dibangun di bawah perlintasan kereta api dan saluran irigasi.
"Selama masa pelaksanaan konstruksi, operasional kereta api dan saluran irigasi tetap fungsional," katanya.
Kadis BMPR Jabar mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dan berkomitmen untuk menyelesaikan pekerjaan pembangunan Underpass Dewi Sartika.
BACA JUGA:RAMALAN NOSTRADAMUS: Perang Dunia ke-3 dan Manusia Makan Manusia
"Kami berharap, agar aset Underpass ini bisa dimanfaatkan dan dirawat dengan baik oleh masyarakat pada umumnya. Semoga Allah meridhoi langkah kita," pungkasnya.