Radarmajalengka.id, MAJALENGKA - Harga kedelai yang melambung tinggi membuat para perajin dan pembuat tempe dan tahu di Kabupaten Majalengka kelimpungan.
Seperti yang dirasakan seorang pedagang tempe keliling warga RT 04/ 04 Kelurahan Majalengka Kulon Kecamatan Majalengka, Edi Purwadi (58).
Menurutnya, semula harga kedelai perkuintal dari sebelumnya Rp815.000, lalu naik terus hingga kini Rp1. 400.000.
“Kami bingung kalau tidak menaikkan harga untuk biaya operasional tidak tertutupi, sehingga tempe yang biasa dijual ke konsumen Rp3.000 kini Rp3.500 per potong,” tutur Edi kepada Radar, kemarin.
Diakui dia, pembuatan tempe secara tradisional dilakukan dengan produksi yang masih minim hanya menghabiskan kedelai 100 kg per hari. Dilakukan bertahun tahun untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
BACA JUGA:Bupati Janjikan Akhir Tahun Ini, Siapkan 3 Hektare Lahan untuk LP Kelas IIB Majalengka
BACA JUGA:Baznas Turun Langsung Mendata Rutilahu
Diakuinya, pada sore hari setelah pembuatan tempe ia berkeliling langsung menjualnya ke konsumen untuk bisa dikonsummsi pada keesokan harinya. Selanjutnya ia juga berjualan pagi hari di Pasar Balong Kelurahan Majalengka Kulon.
Seorang warga Kelurahan Majalengka Kulon, penggemar tempe, Aisyah Putri mengaku tidak keberatan dengan adanya kenaikan harga tempe karena harga kedelai yang terus naik.
BACA JUGA:Heboh Mayat Bayi di Toilet Pabrik, Ternyata Tersangka Perempuan Usia 19 dan Belum Menikah
BACA JUGA:Polisi di Majalengka Ungkap Pelaku Pembunuhan Terhadap Anak Kandungnya Sendiri