Radarmajalengka.id, MAJALENGKA - Memasuki pekan kedua ini, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Universitas Majalengka (Unma) tengah fokus menggali potensi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Desa Lengkong Kulon kecamatan Sindangwangi menjadi tempat lokasi KKN para mahasiswa tersebut memiliki sektor UMKM cukup baik. Namun masih banyak kendala yang dihadapi para pengusaha khususnya home industri.
Ketua kelompok KKN-T Desa Lengkong Kulon, Maryono mengungkapkan fokus pekan kedua ini pihaknya bersama teman-teman mahasiswa lainnya menggali potensi sektor UMKM desa setempat.
"Ada cukup banyak potensi disektor UMKM desa ini, diantaranya home industri keripik sukun, rengginang, rempeyek, furniture, hingga anyaman keset yang dibuat masih secara manual," kata Maryono, Rabu (31/8).
BACA JUGA:Tolak Kenaikkan BBM, Mahasiswa Datangi DPRD Sampaikan Aspirasi
Hasil observasi dan penelitian yang dilakukan pihaknya, lanjut Maryono, para pelaku usaha home industri ini masih memiliki kekurangan terutama Sumber Daya Manusia (SDM) ketidaktahuan terkait pemasaran.
Terlebih saat ini, bisnis pemasaran secara online atau digital marketing dinilai lebih efektif untuk memperluas pangsa pasar maupun jangkauan costumer.
"Kebanyakan home industry di desa (Lengkong Kulon) ini masih belum menguasai digital marketing. Karenanya kami memfasilitasi dan memberikan sosialisasi agar produk-produk yang dihasilkan pelaku usaha di desa ini jangkauan pembelinya bisa lebih luas," ujarnya.
BACA JUGA:Tragis, Seorang Adik Kandung Tembak Kepala Kakaknya hingga Tewas
Senada diungkapkan wakil ketua KKN-T, Dendit Naufal. Menurut dia, pihaknya memfasilitasi para pelaku home industri tersebut mulai dari inovasi pembuatan merek/logo, packaging, digital marketing dan finansial manajemen.
Banyak para pelaku usaha masih terpaku pada kemasan lama tanpa adanya inovasi menarik. Sehingga ini cukup berpengaruh terhadap penjualan produk tersebut.
"Oleh karena itu, kami buatkan mulai dari logo produk, pemasangan banner dijalan akses masuk menuju home industri maupun di tempat produksi hingga inovasi packing hasil produksi," imbuh Dendit.
Disamping itu, lanjut Dendit, pihaknya juga memfasilitasi para pelaku usaha home industri tersebut membuat format pembukuan atau finansial manajemen karena kebanyakan pelaku usaha itu tidak mengetahui pendapatan atau omzet yang didapat dari hasil usahanya.
BACA JUGA:Bupati Ajak Gunakan QRIS untuk Transaksi
Diharapkan melalui format pembukuan itu para pelaku usaha dapat memahami baik selisih, keuntungan yang didapat melalui finansial manajemen dari hasil penjualan setiap bulannya.