Tidak hanya itu, Naro juga mengungkapkan adanya mitos lagu yang harus dimainkan manakala ada masyarakat Majalengka yang menggelar acara hajatan. Kata dia, jika lagu tersebut tidak dimainkan, diyakini bakal ada orang yang kesurupan maupun hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.
\"Di Majalengka kalau ada orang hajatan itu harus memainkan lagu engko. Kalau gak mainin lagu ini katanya ada orang kesurupan, hujan angin atau apa gitu. Lagu itu katanya kesukaan Nyi Rambut Kasih. Tapi sekarang sudah mulai hilang mitos ini,\" kata Naro.
Di balik kisah legenda dan mitos-mitos mengenai sosok Nyi Rambut Kasih yang masih bertahan hingga saat ini, Naro juga berpesan agar masyarakat Majalengka harus bisa menjaga dan menghormati leluhur. (*)