6). Sleep apnea merupakan gangguan tidur yang menyebabkan pernapasan seseorang berhenti sementara selama beberapa kali saat sedang tidur.
Selain dari faktor kesehatan, faktor risiko dari gaya hidup pun bisa meningkatkan risiko stroke diantaranya:
1). Merokok
2). Kurang olahraga atau aktivitas fisik
3). Konsumsi obat-obat terlarang
4). Kecanduan alkohol.
Faktor lainnya yang dapat meningkatkan risiko stroke yaitu faktor keturunan dan bertambahnya usia. Jika orang yang memiliki anggota keluarga pernah mengalami stroke, maka anggota keluarga lainnya pun memiliki risiko tertinggi untuk mengalami penyakit yang sama juga. Begitu pun dengan bertambahnya usia, seseorang yang sudah berumur diatas 65 tahun memiliki risiko terkena stroke lebih tinggi dibandingkan usia yang lebih muda namun tidak menutup kemungkinan di usia muda juga bisa terkena stroke.
Cara Mencegah Stroke
Melansir dari buku yang berjudul Stroke: Cegah dan Obati Sendiri (2016) karya dr. Wening Sari M. Kes, dkk., menyarankan beberapa cara dalam mencegah stroke, diantaranya: Pertama, ketahui faktor risiko stroke. Jika berkonsultasi dengan dokter, dokter akan memberi tahu faktor risiko apa saja yang menyebabkan terjadinya stroke, serta menyarankan tindakan apa saja yang harus dilakukan supaya bisa mengendalikan faktor risiko tersebut. Kedua, cek tekanan darah secara rutin. Hipertensi atau tekanan darah tinggi menjadi penyebab utama terjadinya stroke. Jika seseorang mengalami tekanan darah yang terlalu tinggi maka semakin besar pula risiko orang tersebut terkena serangan stroke. Oleh karena itu, penting sekali untuk selalu mengecek berapa tekanan darah. Apabila tekanan darah selalu diatas 140/90 mmHg, dianjurkan untuk segera mendatangi dokter dan berkonsultasi mengenai penanganan selanjutnya. Ketiga, cek apakah terdeteksi menderita penyakit jantung. Penyakit jantung ini biasanya diketahui berdasarkan keluhan dan pemeriksaan medis secara berkala, jika anda merasakan beberapa hal berikut, disarankan untuk segera mendatangi dokter seperti dada terasa berdebar-debar, irama jantung tidak beraturan, mudah lelah setelah beraktifitas, nyeri pada dada bagian sebelah kiri yang menjalar ke bahu atau punggung kiri. Keempat, kendalikan diabetes. Jika anda telah terkena diabetes, maka kendalikan dengan melakukan diet rendah karbohidrat terutama dengan kadar gula tinggi, olahraga serta konsumsi antidiabetic jika diperlukan. Kelima, turunkan kolesterol. Kadar kolesterol yang tinggi dapat diturunkan dengan mengatur pola makan, perbanyak mengkonsumsi sayur serta buah untuk menjaga kadar kolesterol tetap stabil. Jangan lupa untuk melakukan olahraga secara rutin untuk membantu mengurangi kadar kolesterol tersebut. Keenam, berhenti merokok. Jika anda perokok aktif, usahakan untuk berhenti mulai dari sekarang, memang perlu motivasi yang kuat untuk bisa berhenti merokok namun saat ini dapat diatasi dengan obat-obatan yang sifatnya sebagai terapi pengganti atau menghilangkan ketergantungan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi sejumlah penyakit terutama stroke. Ketujuh, menerapkan pola makan sehat. Mulai saat ini penting untuk menghindari makanan yang mengandung lemak tinggi terlebih lagi jika lemak jenuh serta kurangi asupan garam, hal ini terbukti dapat mencegah penyakit stroke terjadi. Kedelapan, hindari stress dan rajin berolahraga. Dengan selalu berpikir positif merupakan salah satu cara menghindari stress ditengah kehidupan yang dijalani. Karena apabila terus dibiarkan, stress yang terlalu berat terbukti bisa memicu terjadinya stroke. Selain berpikir positif, rajin berolahraga juga bisa bermanfaat untuk mencegah stress hingga stroke.
Betapa pentingnya untuk menyadari stroke sejak dini, meskipun stroke bukan penyakit menular tetapi memiliki dampak yang kompleks meliputi bio-psiko-sosial dan spiritual bagi penderitanya. Sehingga kompleksitas masalah yang ditemui para penderita stroke ini memerlukan dukungan baik dari diri sendiri, keluarga, teman, komunitas bahkan pemerintah sangat mempengaruhi dalam upaya pencegahan dan penangan stroke. Jika seseorang telah menderita stroke, intervensi selfmanagement masih sangat diperlukan, dimana penderita stroke memonitor dan memanajemen penyakitnya melalui tindakan yang proaktif dengan melakukan pengobatan serta mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya untuk mempercepat pemulihan. Proses pemulihan dan perawatan stroke ini memerlukan waktu yang lama terutama pada penderita stroke berat. Oleh karena itu, peran keluarga juga sangat penting dalam pemulihan dan perawatan bagi penderita stroke. Keterlibatan keluarga telah terbukti meningkatkan efektifitas dalam perawatan penderita stroke karena keluarga memainkan suatu peran yang bersifat mendukung selama masa penyembuhan dan pemulihan stroke (Yaslina, 2012). Sementara itu, bagi keluarga yang belum terkena stroke juga bisa jauh lebih waspada karena sudah diberi pemahaman mengenai stroke, mulai dari penyebab, tanda dan gejala stroke hingga cara pencegahannya dengan menerapkan hidup yang lebih sehat. Intervensi dari teman maupun komunitas pasien stroke dalam pencegahan dan perawatan penderita stroke bisa dilakukan mulai dari melakukan hidup sehat dengan berolahraga bersama, seperti bersepeda bersama komunitas, senam sehat, jalan santai. Sesama penderita stroke yang terkumpul dalam suatu komunitas bisa saling mendukung dan bercerita mengenai pengalaman masing masing. Selain itu, penguatan mental dan rohani juga bisa dilakukan melalui kegiatan bersama komunitas dengan menghadiri pengajian yang diselenggarakan secara khusus oleh komunitas stroke, agar supaya penderita stroke bisa tetap optimis dan semagat menjalani kehidupan. Upaya pemerintah dalam pencegahan dan perawatan penderita stroke pun telah dilakukan Kementrian Kesehatan RI dengan menganjurkan untuk meningkatkan gaya hidup sehat dengan perilaku “CERDIK” yaitu:
C=Cek kesehatan secara berkala
E=Enyahkan asap rokok
R=Rajin beraktifitas fisik
D=Diet sehat, dan seimbang
I=Istirahat cukup dan
K=Kelola stress.