MAJALENGKA - Puskesmas Munjul Kecamatan Majalengka diserbu ASN dari sejumlah OPD di lingkungan Pemkab Majalengka, kemarin (17/3). Para abdi negara dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian serta sejumlah lembaga BUMD antre untuk mendapatkan suntikan vaksin Covid-19.
Kepala Puskesmas Munjul, Yullinar Sembiring SKM SST menyebutkan, jadwal vaksinasi OPD di lingkungan Pemkab Majalengka pada Rabu (17/3) yakni Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Dinas K2 UKM dan BPR BMJ.
Menurut Yullinar, hampir setiap hari petugas dari Puskesmas Munjul melaksanakan kegiatan vaksinasi. Ada dua tim petugas vaksinasi yang terdiri dari 15 orang setiap tim, dan bekerja secara bergiliran.
Diakuinya antusias para ASN dan pegawai BUMD/ BUMN untuk mengikuuti vaksin Covid-19 cukup tinggi. Buktinya sebelum petugas siap untuk memberikan pelayanan vaksinasi, para ASN sudah banyak antre menunggu giliran.
Yullinar mengaku selama ini tidak ada kendala dalam pelaksanaan vaksinasi dan tidak ada keluhan yang mengkhawatirkan pasca vaksinasi. Dia sendiri sudah 2 kali vaksin dan tidak ada keluhan sehingga sudah terbentuk antibodi karena telah melewati masa dua minggu.
Menurut wanita yang juga berprofesi sebagai bidan di Kelurahan Tonjong Kecamatan Majalengka ini, ketersediaan vaksin saat ini cukup dan ke depan dijadwalkan vaksinasi akan dilakukan kepada masyarakat umum. Namun waktunya masih dijadwalkan. “Apabila pasca vaksinasi ada keluhan seperti jantung berdebar kencang, silakan datang ke puskesmas untuk diperiksa,” ujarnya.
“Kalau setelah vaksinasi ada rasa ngantuk atau merasa lapar, itu merupakan hal yang biasa dan tidak mengkhawatirkan,” imbuhnya.
Dibeberkan dia, sebelum seseorang disuntik vaksin, terlebih dahulu menjalani tes kesehatan seperti tensi dan ditanya riwayat kesehatan. “Kalau kriteria sudah memenuhi syarat maka bisa divaksin, tapi kalau ternyata tensinya tinggi, maka harus menunggu hingga stabil terlebih dahulu,” terangnya.
Dia menyebutkan, ASN yang telah divaksin diminta untuk difoto sebagai promosi kepada masyarakat, bahwa vaksin ini aman, tapi tidak merupakan keharusan karena hanya baagiASN yang bersedia saja.
Seorang pegawai di Disperindag, H Abu Hanif menyebutkan vaksinasi bagi 86 ASN di lingkungan Diperindag merupakan vaksinasi pertama. Ia mengakui saat diperiksa pertama tensi darahnya tinggi mencapaii 160, sehingga belum bisa divaksin, dan baru setelah isttirahat dan tensi turun, bisa mendapatkan vaksin. (ara)