MAJALENGKA – Bupati Majalengka DR H Karna Sobahi MMPd membuka kegiatan Musabaqoh Tilawatil Quran ke-50 tingkat Kabupaten Majalengka, di GOR Desa Pagandon Kecamatan Kadipaten, Selasa (8/12). Berbeda dengan sebelumnya, MTQ tahun ini meniadakan pawai taaruf dan pameran agro seiring pandemi Covid-19.
Asda I sekaligus Ketua LPTQ Majalengka Drs H Abdul Gani MSi mengatakan, MTQ digelar untuk meningkatkan syiar Islam melalui pembinaan dan pengembangan MTQ. Selain itu membina generasi muda untuk memahami Alquran secara mendalam dan teraplikasi dalam kehidupan.
“Yang terutama adalah mendorong masyarakat untuk mendalami dan mensyiarkan Alquran dalam kehidupan sehari-hari,” terang Abdul Gani.
MTQ yang digelar 8-10 Desember diikuti 26 kafilah sebanyak 343 qori/qoriah, dan melombakan enam cabang yakni tilawatil Quran, Qiraatil Quran, Hifdzil Quran, Syarhil Quran, Khathil Quran, dan Fahmil Quran. Dengan hakim melibatkan 78 orang sesuai standar yang ditentukan.
KOORDINASI: Unsur Forkopimda dan Kementerian Agama Kabupaten Majalengka ikut menghadiri pembukaan MTQ, di GOR Pagandon Kecamatan Kadipaten
“Selain tidak ada pameran agro dan pawai taaruf, MTQ tahun ini juga digelar dengan penerapan protokol kesehatan dan ditiadakannya pemondokan kafilah,” terang Abdul Gani.
Sementara Bupati Majalengka mengatakan MTQ sempat tertunda karena penerapan PSBM, dan izin MTQ bentuknya emergency. Bupati berharap tidak ada persoalan setelah MTQ usai dengan menerapkan protokol kesehatan ketat. Meski MTQ digelar minimalis, namun bupati meminta semua tetap memaknai syiar yang ada dalam MTQ tersebut.
“Alquran diturunkan sebagai obat, semoga perhelatan MTQ ini bisa menjadi obat khususnya menghadapi pandemi Covid-19 ini,” terang bupati.
Bupati juga meminta Kapolsek dan Danramil Kadipaten membantu pengamanan dan penerapan protokol kesehatan selama pelaksanaan MTQ. Termasuk kepada penyelenggara agar melaksanakan dengan penerapan protokol kesehatan ketat, dengan tetap fokus pada syiar Islam.
Terakhir, bupati mengingatkan kepada LPTQ jika pembinaan dan kaderisasi calon-calon qori-qoriah yang diperlukan. Jangan sampai setiap pelaksanaan MTQ Jawa Barat, tidak ada regenerasi dari kafilah Kabupaten Majalengka saat mengikuti MTQ tingkat Jawa Barat.
“Ada qori asal Majalengka yang terpaksa tidak dimenangkan di Jabar, karena dua kali juara tingkat Jabar namun di tingkat nasional gagal terus,” tandasnya.
Bupati menegaskan tidak tertarik camat atau kafilah mana yang menjadi juara umum, tetapi kecamatan mana yang bisa melahirkan kader-kader baru. Apalagi pemkab Majalengka juga sudah memberikan hibah ke pesantren-pesantren pembina qori-qoriah, termasuk untuk tahun 2021. (iim/adv)