Ulat Maggot Pengurai Sampah Organik

Jumat 04-09-2020,10:31 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

MAJALENGKA - Babinsa Koramil 1716 Dawuan, Serka Nurinto (47) yang saat ini tinggal di Desa Girimukti, Kecamatan Dawuan, Kabupaten Majalengka, memanfaatkan ulat maggot sebagai media pengurai sampah organik, seperti sayuran, buah, nasi, roti maupun yang lainnya. Serka Nurinto mengaku, dirinya mengembangkan ulat maggot secara tradisional. Berangkat dari masalah sampah rumah tangga yang berada di desanya menjadi alasan menggeluti budidaya ulat maggot tersebut. \"Pertama, saya prihatin dengan desa saya karena banyak sampah-sampah yang tidak terurus. Bagaimana memikirkan sampah ini menjadi berguna bagi kepentingan bersama. Sehingga, saya juga terpikir saat mengikuti suatu kegiatan, di sana ada peternakan maggot akhirnya saya belajar beternak maggot dan saya praktikkan,\" papar Nurinto saat memperlihatkan budidaya ulat maggot di lahan ternaknya, Kamis (3/9). Nurinto juga menjelaskan, ribuan maggot yang sedang dibudidaya itu dari hasil telur lalat yang dibudidayakan di samping tempat ternak maggot. \"Dari budidaya lalat itu setiap panen menghasilkan 5 gram telur, nah setelah itu dimasukkan ke sebuah wadah dan menunggu 3 hari ke depan untuk menghasilkan maggot sebanyak 7 kg,\" paparnya. Untuk menghasilkan maggot besar harus menunggu selama 10 hari ke depan. Sementara, setiap 2 kali dalam sehari diberi makan dari olahan sampah organik. \"Alhamdulilah, dari ternak ulat maggot ini bisa mengurangi sampah organik dan juga sampah dapur,\" jelasnya. Ketika sudah tumbuh besar, maggot akan menjadi makanan ternak ayam atau pun jenis hewan unggas lainnya. Nurinto sendiri adalah seorang peternak dengan memiliki ayam boyler sebanyak 18 ribu ekor. \"Nah, untuk saat ini belum ada kepikiran untuk menjual maggot-maggot tersebut. Karena saya prioritaskan untuk makan ternak saya. Mungkin nanti jika budidaya maggotnya sudah berskala besar, bisa saja menjadi nilai ekonomis tambahan buat saya,\" kata Nurinto. Menurut pria kelahiran tahun 1973 ini, bahwa budidaya maggot tidak sulit. Supermudah, makanan maggot juga sampah organik yang didapat dari para tetangganya di Desa Girimukti, Kecamatan Kasokandel. \"Jadi kalau ada sampah sayuran atau buah ya, itu saya beri makan ke maggot. Namun, untuk fermentasi pakan maggot ini, kita menggunakan teknologi Bios 44 DC. Oleh karena itu, saya bekerja sama dengan RW setempat untuk mengarahkan warga agar membuang sampah organik ke saya,\" tutur suami dari Wiherti yang juga merupakan seorang bidan tersebut. Dengan menggunakan agen hayati Bios 44 DC ini, menurut ayah dua anak ini, pakan maggot dari sampah organik bisa bertahan lama atau tidak cepat bau. Bahkan, maggot juga lebih suka jika pakannya itu difermentasi dengan menggunakan Bios 44 DC, dan hasil produktivitas maggotnya juga bagus. Sebelum beraktivitas sebagai Babinsa Koramil 1716 Dawuan, setiap hari Nurinto budidaya maggot di kebun yang tidak jauh dari rumahnya. Dari budidaya maggot itulah, bisa membantu mengurai sampah organik di desanya. Nurinto berharap, dengan beternak maggot tersebut, bisa menjadi salah satu solusi untuk mengatasi sampah yang sampah saat ini menjadi permasalahan di setiap desa, kecamatan maupun di kabupaten. \"Semoga dengan beternak maggot ini, bisa membantu dan ikut untuk mengatasi masalah sampah tersebut,\" harapnya. Warga setempat, Nandar Sartika (48) yang ditemui di lokasi saat sedang menyuplai sampah organik sangat mengapresiasi atas budidaya ulat maggot yang dilakukan anggota TNI tersebut. Menurutnya, hal itu menjadi salah satu solusi di, mana selama ini sampah rumah tangga khususnya organik dibuang begitu saja tanpa bisa dimanfaatkan. \"Ini luar biasa ya, kreatif sekali bapak TNI Pak Nurinto. Sisamping bisa memanfaatkan sampah yang sudah tidak terpakai, ini bisa menjadi penyuplai makanan ternak bagi warga yang membutuhkan. Positif sekali,\" ujarnya. Nandar berharap, peternak atau warga lain bisa meniru apa yang telah dilakukan Serka Nurinto tersebut. Sehingga, sampah-sampah yang biasanya dibuang bisa dikumpulkan dan bernilai ekonomis ke depan. (bae)

Tags :
Kategori :

Terkait