Maraknya Kasus Keracunan MBG Membuat Orang Tua Waswas
MBG-dok-radarmajalengka
MAJALENGKA, RADARMAJALENGKA.COM – Maraknya kasus keracunan yang dialami sejumlah siswa setelah mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) membuat para orang tua di Kabupaten Majalengka merasa cemas.
Kekhawatiran itu kian meningkat lantaran hingga kini belum ada kejelasan terkait pihak yang bertanggung jawab apabila terjadi kasus keracunan dalam program unggulan pemerintahan Prabowo–Gibran tersebut.
Salah satu wali murid di Kabupaten Majalengka, Arista Septiani, mengaku sekolah anaknya sudah menerima jatah program MBG.
Namun, ia belum memperoleh penjelasan rinci mengenai mekanisme pelaksanaan maupun konsekuensi apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
BACA JUGA:Prof Yoyon Suryono Ditetapkan sebagai Rektor Universitas YPIB Majalengka
“Kami belum mendapat keterangan yang jelas. Yang saya tahu hanya soal jumlah penerima manfaat per dapur, jarak dapur ke sekolah, dan hal-hal teknis lainnya. Tapi kalau soal tanggung jawab siapa ketika ada kasus keracunan, belum ada informasi. Itu yang membuat kami cemas,” katanya.
Menurut Arista, pihak sekolah memang sempat menggelar rapat bersama orang tua murid. Dalam pertemuan itu, disampaikan beberapa poin nota kesepahaman (MoU) antara pihak sekolah dan pengelola dapur penyedia makanan MBG.
Salah satu poin yang cukup mencuri perhatian adalah larangan bagi wali murid untuk menuntut apabila terjadi keracunan.
“Ada beberapa poin yang disampaikan, dan salah satunya larangan menuntut ketika terjadi keracunan,” ungkapnya.
Selain itu, Arista juga menyebut ada aturan lain terkait tanggung jawab penerima manfaat terhadap perlengkapan program.
“Kalau ompreng (wadah makan) hilang atau rusak, wali murid harus menggantinya sebesar Rp80 ribu,” tambahnya.
Ia menilai, masih banyak hal yang belum dijelaskan secara menyeluruh, terutama terkait hak penerima manfaat.
“Ketika ada keracunan, bagaimana penanganannya? Apa hak dari penerima manfaat? Itu tidak dijelaskan secara rinci,” tegasnya.
Sebagai orang tua dengan tiga anak yang masih duduk di bangku TK, SD, dan SMA, Arista mengaku sangat khawatir terhadap maraknya kasus keracunan MBG di berbagai daerah.
Sementara itu, menyusul banyaknya kasus keracunan massal akibat program MBG di sejumlah daerah, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majalengka mengambil langkah antisipatif.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
