Kisah Nandi, Siswa MTs di Majalengka yang Hidup Sendiri dan Dapat Beasiswa dari BAZNAS
Ketua Baznas Kabupaten Majalengka menyerahkan langsung bantuan kepada Nandi-Dok-Istimewa
Kisah Inspiratif Nandi, Siswa MTs di Majalengka yang Hidup Sendiri dan Dapat Beasiswa dari BAZNAS
RADARMAJALENGKA.COM-Majalengka – Hidup sendiri di usia remaja bukan perkara mudah, apalagi harus ditambah perjuangan untuk tetap bersekolah. Namun, itulah kenyataan yang dijalani oleh Nandi Sunandi, siswa MTs Syafi’iyah Cisambeng, Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka.
Sejak 2024, ibunya bekerja di Jakarta dan tak pernah pulang. Sosok ayah pun tak pernah ia kenal sejak kecil. Dengan hanya mengandalkan kiriman Rp300 ribu per bulan, Nandi harus mencukupi kebutuhan hidup sekaligus biaya sekolah.
BACA JUGA:Dialogis sebagai Landasan Model Pembelajaran Matematika Berorientasi HOTS di Sekolah Dasar
Keterbatasan itu membuatnya beberapa kali absen lantaran tak memiliki bekal. Pernah pula ia ditemukan sakit perut karena menahan lapar. Namun, semua itu tak menyurutkan tekadnya. Justru, di balik segala keterbatasan, Nandi mampu mencatatkan prestasi membanggakan: masuk jajaran 10 besar siswa berprestasi di sekolah.
Kisah perjuangan Nandi sampai ke telinga Ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Majalengka, H. Agus Asri Sabana. Senin (22/9/2025), ia menyerahkan langsung bantuan beasiswa stimulan kepada Nandi.
“Ini bukan sekadar bantuan biaya sekolah, tapi juga dorongan moral agar Nandi tetap semangat melanjutkan pendidikannya,” ujar Agus. Bantuan ini, lanjutnya, merupakan bentuk perhatian Bupati Majalengka, H. Eman Suherman, yang disalurkan melalui BAZNAS.
BACA JUGA:Bupati Eman Suherman Dorong Ojol Masuk Program BPJS Ketenagakerjaan
Nandi sempat berniat berhenti sekolah setelah lulus MTs untuk ikut bekerja bersama ibunya di Jakarta. Namun, Agus berharap niat itu urung. “Minimal lanjut sampai Aliyah, jangan sampai berhenti hanya di MTs,” pesannya.
Dukungan juga datang dari Yayasan Pendidikan Syafi’iyah Cisambeng. Mereka siap menampung Nandi di pondok pesantren agar tidak lagi hidup sendirian. Biaya makan dan kebutuhan sehari-hari akan ditanggung pihak yayasan.
Bantuan beasiswa ini diharapkan menjadi titik awal yang menguatkan langkah Nandi. Dari kesunyian hidupnya, lahirlah kisah tentang keteguhan hati seorang anak Majalengka yang tak menyerah pada keadaan, dan memilih menatap masa depan lewat pendidikan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
