Hafiya Madu Agar Sehat, Berkah dan Bermanfaat

LENGKAP: Jenis madu yang tersedia di Hafiya Madu antara lain: madu odeng akasia, madu klanceng, madu bawang, madu kelengkeng, madu sengon, madu randu, dan madu eukaliptus.-istimewa-Radarmajalengka.com
RADARMAJALENGKA.COM – Berawal dari panggilan nurani tentang pentingnya kesehatan dalam kehidupan, serta dilatarbelakangi oleh pengalaman pribadi yang cukup lama mengalami masalah kesehatan, Andri Suandri SPdI, pemilik Hafiya Madu, mulai mencari pengobatan alternatif alami terbaik yang didasarkan pada berbagai pertimbangan ilmiah dan spiritual.
Saat itu, ia teringat akan khasiat madu asli yang dikenal luar biasa. Maka mulailah ia mencari madu asli ke berbagai wilayah di Kabupaten Majalengka, namun belum juga ditemukan.
Beberapa tahun kemudian, terdengar kabar bahwa di salah satu desa, tepatnya Desa Nanggewer, Kecamatan Sukahaji, ada seorang ustad yang menjual madu asli.
Tanpa menunggu lama, ia langsung mendatangi tempat tersebut dan membeli satu gelas madu dengan harga yang cukup fantastis.
BACA JUGA:Komisi II DPRD Majalengka Desak Kejari Selamatkan PAD Rp1,5 Miliar!
Karena madu asli sangat langka, harga bukan menjadi masalah, yang terpenting adalah manfaatnya untuk kesehatan.
Setelah pembelian kedua, ia sempat berpikir untuk menjadi pelanggan tetap, bahkan berharap dapat menjalin kerja sama untuk pengembangan madu asli.
Namun, harapan itu pupus karena stok madu yang sangat terbatas dan sulit diperoleh.
Waktu terus berjalan, namun keinginan untuk terjun ke bisnis madu tetap menggelora dalam benaknya.
Hingga suatu hari, seseorang memintanya untuk membelikan tiga botol madu asli dari grosir di daerah Lampuyang, yang kebetulan bersebelahan dengan Desa Margamukti, kampung halamannya.
BACA JUGA:100 Hari Kerja Eman-Dena lewat Program Mata Hati: 2 Bulan Serap 1.600 Tenaga Kerja
Tanpa ragu, ia membeli sepuluh botol – tiga botol untuk pesanan, dan tujuh botol sisanya untuk dijual kembali.
Ternyata madu tersebut sangat diminati oleh masyarakat di Desa Weragati, Kecamatan Palasah, khususnya di Blok Kamis. Dalam hitungan jam, semua madu habis terjual.
Sejak itu, hampir dua kali seminggu ia membeli madu ke grosir Lampuyang karena permintaan yang terus meningkat. Melihat volume pembelian yang semakin besar, pihak grosir akhirnya bersedia mengantar madu langsung, dengan syarat pembelian minimal 50 kg.
“Alhamdulillah, hingga hari ini madu dikirim mulai dari 50 kg hingga 115 kg dalam sekali kirim,” ujarnya.
Melihat prospek bisnis madu yang menjanjikan, Andri mulai mengembangkan sistem pemasaran agar produknya lebih dikenal secara luas.
Ia pun memulai dengan menciptakan merek (brand) produk.
Awalnya, ia mengambil nama anak pertamanya, Izyan Fairuz Sabiq Ramadhan, dan menamakan produknya Madu Abi Izyan. Brand ini bertahan hampir dua tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: