Membangun Karakter Siswa di Sekolah Dasar
Yeni Dwi Kurino,M.Pd (Dosen PGSD Universitas Majalengka)-ist-Radarmajalengka.com
Yeni Dwi Kurino,M.Pd
(Dosen PGSD Universitas Majalengka)
POLA asuh orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter anak, termasuk dalam mendukung keberhasilan belajar mereka di sekolah dasar.
Masa sekolah dasar merupakan periode kritis bagi anak dalam mengembangkan nilai-nilai moral, etika, dan keterampilan sosial.
Di usia ini, anak-anak mulai belajar untuk mandiri, mengelola emosi, dan berinteraksi dengan lingkungan di luar rumah, seperti teman sebaya dan guru.
Oleh karena itu, pola asuh yang diterapkan oleh orang tua dapat memberikan pengaruh besar terhadap pembentukan karakter anak.
BACA JUGA:Komisi II DPRD Panggil 13 Distributor Terkait Soal Stok Pupuk Subsidi
Ada tiga jenis pola asuh utama yang umumnya diterapkan oleh orang tua, yaitu pola asuh otoriter, pola asuh demokratis, dan pola asuh permisif. Setiap pola asuh ini memiliki dampak yang berbeda terhadap perkembangan karakter anak.
Pola Asuh Otoriter
Orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter cenderung memberikan aturan yang ketat dan menuntut kepatuhan tanpa memberikan ruang untuk diskusi.
Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan ini sering kali menunjukkan sikap disiplin tinggi, tetapi terkadang kurang percaya diri karena jarang diberi kesempatan untuk mengungkapkan pendapat.
Dalam konteks belajar di sekolah dasar, pola asuh otoriter dapat membantu anak mematuhi aturan sekolah dan menyelesaikan tugas dengan baik. Namun, di sisi lain, anak mungkin merasa tertekan dan sulit mengembangkan kreativitas atau keterampilan berpikir kritis.
BACA JUGA:Rumah Warga Kuningan Tertimpa Pohon saat Hujan Disertai Angin Kencang
Pola Asuh Demokratis
Pola asuh demokratis dianggap sebagai pola asuh yang paling ideal karena menyeimbangkan antara memberikan batasan yang jelas dan mendukung kebutuhan anak untuk mandiri. Orang tua yang menerapkan pola ini biasanya terbuka untuk berdiskusi, memberikan penghargaan atas usaha anak, dan membantu mereka memahami konsekuensi dari tindakan mereka.
Dalam konteks sekolah dasar, pola asuh ini mendorong anak untuk memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugas-tugas sekolah, kemampuan berkomunikasi yang baik, serta keterampilan bekerja sama dengan teman-temannya. Anak-anak yang tumbuh dalam pola asuh demokratis biasanya lebih percaya diri, kreatif, dan mampu mengambil keputusan dengan baik.
Pola Asuh Permisif
Orang tua dengan pola asuh permisif cenderung membiarkan anak menentukan segalanya tanpa memberikan batasan yang jelas. Meskipun anak merasa bebas, pola asuh ini sering kali menyebabkan kurangnya disiplin dan tanggung jawab.
Dalam belajar di sekolah dasar, anak-anak dengan pola asuh permisif mungkin menunjukkan kurangnya motivasi untuk menyelesaikan tugas sekolah atau mematuhi aturan kelas. Hal ini dapat menghambat perkembangan karakter yang diperlukan untuk meraih kesuksesan di masa depan.
BACA JUGA:Nataru 2024, Penumpang KA Melonjak 107 Persen
Pengaruh Pola Asuh terhadap Prestasi Belajar
Pola asuh yang diterapkan di rumah tidak hanya membentuk karakter anak, tetapi juga memengaruhi cara mereka belajar di sekolah. Misalnya, anak-anak dengan pola asuh demokratis cenderung memiliki sikap positif terhadap pembelajaran.
Mereka lebih terbuka untuk mencoba hal-hal baru, menerima masukan dari guru, dan bekerja sama dengan teman-teman mereka. Sebaliknya, pola asuh yang terlalu ketat atau terlalu permisif dapat menyebabkan anak kurang termotivasi atau bahkan kehilangan minat dalam belajar.
Selain itu, pola asuh yang baik juga dapat membantu anak mengembangkan keterampilan manajemen waktu, yang sangat penting dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah. Orang tua yang melibatkan diri dalam proses belajar anak, seperti membantu mereka mengatur jadwal belajar dan memberikan dukungan emosional, dapat mendorong anak untuk lebih berprestasi di sekolah.
Pola Asuh dan Pembentukan Karakter
Karakter seperti disiplin, tanggung jawab, kejujuran, dan empati tidak hanya penting dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga dalam lingkungan sekolah. Misalnya, anak yang disiplin akan lebih mudah mengikuti jadwal pelajaran dan menyelesaikan tugas tepat waktu. Sementara itu, rasa tanggung jawab membantu anak memahami pentingnya tugas sekolah dan menghargai usaha yang diperlukan untuk mencapainya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: