Sejarah Desa Kadipaten Majalengka, Dulunya Desa Liangjulang ?

Sejarah Desa Kadipaten Majalengka, Dulunya Desa Liangjulang ?

Tugu Kujang yang merupakan ikon dari Kecamatan Kadipaten, yang sebentar lagi bakal menjadi wajah Kabupaten Majalengka setelah Tol Cisumdawu dibuka total.-Ist-radarmajalengka.com

RADARMAJALENGKA.COM - Desa Kadipaten, awalnya dikenal sebagai Desa Liangjulang, merupakan bagian dari wilayah yang diperintah oleh Demang Karangsambung.

Pada masa itu, Desa Liangjulang dipimpin oleh seorang tokoh bernama Mbah Buyut Sipah, yang turut berperan dalam usaha pemisahan otonomi Liangjulang dari Karangsambung.

Namun, kepemimpinan di Blok Jatiraga terguncang ketika pada tahun 1842, Mbah Buyut Sipah meninggal dan dimakamkan di Liangjulang.

Tempat peristirahatan terakhirnya kemudian dikenal sebagai pasarean Mbah Buyut Sipah, yang kemudian menjadi sebuah situs suci.

BACA JUGA:4 Tempat Camping di Majalengka yang Hits dan Populer

Setelah wafatnya Mbah Buyut Sipah, pusat pemerintahan yang sebelumnya berada di Blok Liangjulang dipindahkan ke Blok Jatiraga melalui musyawarah sesepuh desa dengan Demang Karangsambung.

Sebagai tanda perpindahan pusat pemerintahan Liangjulang, Demang Karangsambung mengadakan sebuah pesta rakyat yang mencakup penghanyutan sebatang pohon jati.

Upacara ini melambangkan penghormatan kepada seorang pemimpin yang telah meninggal. Pohon jati tersebut kemudian dihanyutkan di sungai Cilutung dari Liangjulang.

Penghanyutan berhasil, dan pohon jati itu diterima oleh Mbah Purajati dan Mbah Buyut Wirajati, yang merupakan saudara kembar.

BACA JUGA:6 Tempat Nongkrong di Majalengka Cocok untuk Bersantai

Tempat penerimaan pohon jati tersebut di sekitar Babakan kemudian dikenal sebagai Cikembar, yang kini dikenal sebagai Babakan Cikempar.

Setelah kedua tokoh dari Jatiraga meninggal, kondisi desa Liangjulang (Jatiraga) tidak banyak berubah, dan makam kedua tokoh tersebut dikenal sebagai pasarean Embah Buyut Cikempar.

Sebelum meninggal, keduanya mengadakan ritual dengan mengarak pohon jati di sekitar alun-alun Jatiraga, yang diiringi oleh pertunjukan seni tradisional seperti Dog-dog, angklung, dan bende.

Proses ini menghasilkan penamaan "Jatiraga", yang berasal dari kata "Raga Jati" atau "batang pohon jati".

BACA JUGA:7 Tempat Nongkrong di Majalengka yang Ikonik Cocok untuk Berkumpul

Sejak tahun 1842, Jatiraga berada di bawah kepemimpinan Kuwu Liangjulang setelah diresmikan menjadi desa definitif dengan nama Desa Kadipaten pada tahun 1951.

Itulah sejarah desa Kadipaten Majalengka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: