Puisi Wiji Thukul yang Termuat di Buku 'Aku Ingin Jadi Peluru' Cocok Dijadikan Puisi Peringatan Hari Buruh
Buku kumpulan puisi Wiji Thukul yang berjudul Aku Ingin Jadi Peluru. -Dokumentasi Pribadi Rafli Wahyu Anugrah -radarmajalengka.com
RADARMAJALENGKA.COM - Seperti yang sudah diketahui bersama bahwa, sosok Wiji Thukul merupakan sosok legendaris di dunia puisi dan sastra tanah air, nama beliau tersohor berkat puisi nya yang berbunyi lantang terkait perlawanan.
Wiji Thukul memiliki nama asli sebagai Wiji Widodo, lahir pada 26 Agustus 1963 di kampung Sorogenen, Solo, yang mayoritas penduduknya adalah tukang becak dan buruh. Ia sendiri lahir dari kalangan keluarga tukang becak. Wiji Thukul merupakan anak tertua dari tiga bersaudara, ia berhasil menamatkan SMP (1979), lalu masuk SMKI (Sekolah Menengah Karawiitan Indonesia) jurusan tari, tetapi tidak tamat alias drop out (1982).
Lebih lanjut Wiji Thukul lalu berjualan koran, kemudian ia diajak oleh tetangganya bekerja di sebuah perusahaan meubel antik, ia lalu jadi tukang pelitur. Pada waktu bekerja sebagai tukang pelitur itu, Wiji Thukul dikenal sebagai penyair pelo (cadel), karena ia sering mendeklamasikan puisinya untuk teman-teman satu kerjaannya.
Wiji Thukul juga sukses merilis beberapa buku yang berasal dari kumpulan puisi nya, sebut saja buku yang berjudul Aku Ingin Jadi Peluru, yang menjadi karya magnum opus dari Wiji Thukul, berisi beragam kumpulan puisi, salah satu contohnya untuk puisi di Hari Buruh 1 Mei seperti ini, yang akan dibahas pada artikel berikut ini pula.
Contoh Puisi dari buku kumpulan puisi Wiji Thukul yang berjudul Aku Ingin Jadi Peluru untuk memperingati momen Hari Buruh:
Puisi Satu Mimpi Satu Barisan
di lembang ada kawan sofyan
jualan bakso kini karena dipecat perusahaan
karena mogok karena ingin perbaikan
karena upah ya upah
di ciroyom ada kawan sodiyah
si lakinya terbaring di amben kontrakan
buruh pabrik teh
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: