Batu Bergambar di Majalengka Dihubungkan dengan Cerita Sangkuriang, Begini Ceritanya…

Batu Bergambar di Majalengka Dihubungkan dengan Cerita Sangkuriang, Begini Ceritanya…

MASIH TERJAGA: Batu bergambar di Kawasan Blok Pancurendang Kelurahan Babakan Jawa Kecamatan Majalengka.-istimewa-Radarmajalengka.com

MAJALENGKA, RADARMAJALENGKA.COM - Kabupaten MAJALENGKA memiliki banyak peninggalan bersejarah, salah satunya masih ditemukannya “batu bergambar” di Kawasan Blok Pancurendang Kelurahan Babakan Jawa Kecamatan MAJALENGKA.

Kabid Perpustakaan yang juga budayawan, Momon Abdurahman menyebutkan dirinya banyak menemukan batu besar bergambar di Blok Pancurendang Kelurahan Babakan Jawa.

Menurut Momon, batu besar bergambar itu masih banyak ditemukan warga dan dibiarkan saja tanpa dimanfaatkan atau dirusak.

“Batu kehitam- hitaman yang cukup besar itu di bagian luarnya seperti ada gambar atau lukisan yang cukup menarik,” ujar Momon saat berbincang  dengan  wartawan koran ini.

BACA JUGA:Laskar Macan Ali Nuswantara Gelar Doa Perdamaian untuk Palestina

Peneliti sejarah Kabupaten Majalengka yang juga aktivis Grup Madjalengka Baheula (Grumala), Nana Rochmana alias Kang Naro membenarkan masih banyaknya batu bergambar di Majalengka.

Menurut pria yang akrab disapa Kang Naro, sejarah batu bergambar berdasarkan dongeng atau cerita di masyarakat yang berkembang yakni pada zaman dahulu kala Sangkuriang membendung Sungai Cilutung  untuk batas air.

Di kawasan Pacurendang itu dibatasi dengan batu bergambar dengan Pancurendang Tonggoh. Bahkan saat ini kabarnya di kawasan itu bakal dibangun bendungan air.

Kang Naro berpendapat batu bergambar itu muncul karena proses alami. Di kawasan itu ada Gunung Balai dan memang keberadaan batu bergambar itu memiliki unsur sejarah berdasarkan ilmu geologi. Ia berharap keberadaan batu itu tetap terjaga dan tidak punah.

BACA JUGA:Yamaha Indonesia Dukung Kiprah Pembalap Muda Makin Berprestasi di Ajang Bergengsi Off road

Menurutrnya ada juga di kawasan tersebut batu “Ujug” yang konon sebagai penerang saat Sangkuriang membendung Sungai Cilutung. “Kami berharap batu bergambar itu bisa tetap ada dan tidak punah,” harapnya. (ara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: