Nama Dedi Supandi Muncul dalam Dua Usulan Menjadi Pj Bupati Majalengka
PUTRA DAERAH: Asda Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemprov Jabar Dedi Supandi berasal dari Kabupaten Majalengka.-istimewa-Radarmajalengka.com
MAJALENGKA, RADARMAJALENGKA.COM - Asda Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemprov Jabar Dedi Supandi, muncul dalam dua usulan untuk menjadi Pj Bupati MAJALENGKA.
Pertama nama Dedi Supandi muncul dalam usulan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majalengka, kedua namanya juga muncul dalam usulan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Dari informasi yang diterima wartawan, Dedi Supandi sempat menduduki posisi Pj Walikota Depok. Sedangkan untuk latar belakangnya, Dedi adalah pejabat Pemprov yang merupakan putra daerah Majalengka.
Dedi lahir di Desa Kumbung, Kecamatan Rajagaluh pada 12 Juni 1976 di lingkungan keluarga yang ditokohkan oleh masyarakat sekitar. Dedi berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi yang cukup memadai.
BACA JUGA:Laskar Macan Ali Nuswantara Gelar Doa Perdamaian untuk Palestina
"Dari jalur bapak, dikenal orang paling kaya. Karena punya sawah dan kerbau. Di zaman itu kan, ukuran kaya punya sawah yang luas dan kerbau," jelas Dedi dikonfrimasi awak media lewat sambungan telepon, Selasa (21/11).
Adapun dari pihak ibu, keluarga Dedi dikenal sebagai orang pintar. Tidak jarang leluhurnya dari garis ibu, diminta untuk memberikan nama untuk anak dari warga sekitar.
"Kalau ada yang mau hajat, suka ada yang nanya tanggal. Ada juga yang minta nama buat anaknya. Itu kalau dari jalur ibu. Dan kakek sempet jadi lurah atau kepala dusun," jelasnya.
Menginjak usia 7 tahun, atau tepatnya pada 1983, Dedi kecil mulai mengenyam pendidikan di bangku Sekolah Dasar (SD). Dedi menempuh pendidikan dasar di sekolah yang ada di desanya. "Dulu namanya SDN Bumi Asih. Sekarang jadi SDN 2 Kumbung," ujarnya.
BACA JUGA:Yamaha Indonesia Dukung Kiprah Pembalap Muda Makin Berprestasi di Ajang Bergengsi Off road
Perjalanan yang tidak mudah dilalui Dedi kecil selama mengenyam sekolah SD. Dia harus sudah berangkat dari rumah saat masih gelap, agar tidak telat tiba di sekolah. "Saya berangkat dari rumah jam 5 kurang 10 menit. Karena jaraknya lumayan jauh," katanya.
Tidak hanya itu. Kondisi jalan yang menghubungkan rumah Dedi ke sekolah pun membutuhkan mental yang kuat. Pasalnya, saat itu jalan tersebut masih berupa tanah.
"Jadi pas berangkat, sepatu saya sering nggak dipakai. Begitu nyampe sekolah, baru dipakai. Karena jalannya kan masih tanah, jadi kalau musim hujan teh, penuh tanah liat," kenangnya.
Setelah lulus dari SD, Dedi kemudian melanjutkan ke SMPN 1 Rajagaluh. Dedi tercatat sebagai satu-satunya siswa SDN Bumi Asih yang melanjutkan ke SMPN 1 Rajagaluh itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: