Cuan Sudah Dikenal Abad ke-9, di Cirebon Uang Logam Terbuat dari Bahan Ini, Kitab Kutaramanawa Ungkap Nilainya

Cuan Sudah Dikenal Abad ke-9, di Cirebon Uang Logam Terbuat dari Bahan Ini, Kitab Kutaramanawa Ungkap Nilainya

Uang Ma Masa Kerajaan Mataram Kuno. Foto: Koleksi Museum Bank Indonesia--

Barulah satu abad kemudian, di era Raja Hayam Wuruk memerintah di Majapahit, mata uang yang berlaku di Jawa adalah kepeng. Dalam istilah lokal, kepeng disebut dengan istilah pisis.

Selain sumber berita dari catatan perjalanan orang-orang Cina, penggunaan uang kepeng dalam sistem moneter masyarakat di Tanah Jawa juga tercatat di banyak prasasti dan bahkan termaktub dalam kitab undang-undang Majapahit, Kutaramanawa.

Masih dari sumber di atas, merujuk pada Kitab Kutaramanawa disebutkan mengenai satuan nilai mata uang logam yaitu:

  • 1/2 tahil emas: 32 keping
  • Setahil emas: 60 keping
  • Satak: 200 keping
  • Satak sawe: 250 keping
  • Samas: 400 keping
  • Domas: 800 keping
  • Rong tali: 2.000 keping
  • Patang tali: 4.000 keping
  • Salaksa: 10.000 keping
  • Saketi nem laksa: 160.000 keping

Sayangnya sejauh ini, Lombard menyayangkan, belum pernah dilakukan satu pun kajian perihal mata uang-mata uang Cina ini.

Padahal artefak uang kepeng yang ditemukan di Nusantara melintasi banyak dinasti. Sebutlah seperti dari dinasti Tang, Song, Ming, Qing, dan tak sedikit jumlahnya yang tidak dapat diidentifikasi.

Sekalipun demikian, lanjut Lombard, semua kesaksian sepakat akan pentingnya uang tersebut di pelabuhan-pelabuhan pesisir.

Zhao Rugua, salah satu berita Cina dari abad ke-13, mencatat adanya penyelundupan kepeng secara diam-diam, karena adanya permintaan yang sangat besar dari Jawa terhadap mata uang itu.

Ma Huan, salah seorang juru tulis Zheng He atau Cheng Ho, pada 1433 atau abad ke-15, menulis bahwa mata uang tembaga Cina dengan cap berbagai dinasti lazim dipakai di Nusantara.

Sedangkan dari abad ke-16 Tome Pires juga memberikan kesaksian. Menurutnya, uang kepeng ini lazim berlaku di Pasundan maupun di Jawa.

Menarik dicatat pula di sini, Pires juga memberitakan bahwa di Tanah Jawa sama sekali tidak ditemukan uang emas dan perak. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: