Meneladani Spirit Kewirausahaan K.H Abdul Halim di Santri Asromo

Meneladani Spirit Kewirausahaan K.H Abdul Halim di Santri Asromo

Patung pahlawan Majalengka KH Abdul Halim-PAI SUAPRDI-Radarmajalengka.com

MAJALENGKA, RADARMAJALENGKA.COM - Pada HUT RI ke-78 ini tidak ada salahnya jika kita sedikit mengupas tentang tokoh Pahlawan Nasional Kabupaten Majalengka, yakni KH Abdul Halim, seorang ulama sekaligus pendiri Pondok Pesantren Mufidah Santi Asromo yang dikenal sebagai tokoh penggerak ekonomi dan kewirausahaan.

Hawa segar dipadukan dengan sederet pohon besar yang rindang, menambah kesan sejuk saat menapaki pelataran Pondok Pesantren Mufidah Santi Asromo yang berada di Desa Bayureja Kecamatan Sindang. Jalan yang berkelok dan beberapa tanjakan tajam seolah hilang begitu melihat keceriaan para santri dan santriwati di pondok paling tua di Majalengka tersebut.Spirit Kewirausahaan K.H Abdul Halim Di Santri Asromo

Menurut Dr Amin Ridwan MPd tokoh Majalengka yang konsen dalam meneliti dan menulis sejarah tentang kiprah KH Abdul Halim menjelaskan, jika perjuangan sang ulama diawali saat adanya imperialisme dan kolonialisme penjajah, serta keprihatinan atas kondisi bangsa dan masyarakat saat itu yang terjajah di semua bidang.

KH Abdul Halim kemudian merintis dan mendirikan Pondok Pesantren Santi Asromo dengan segala kesulitan dan rintangan. Bahkan oleh kaum penjajah, pondok tersebut dinilai sebagai basis perjuangan kaum pribumi. Sehingga penjajah Belanda saat itu sempat membakar dan membumihanguskan pondok yang dibangun oleh pahlawan nasional bernama KH. Abdul Halim pada 3 April 1932.

BACA JUGA:Hebat, Iis Jadi Wasit Sepakbola Wanita Terbaik

BACA JUGA:Ilmu Menghilang Warisan Leluhur, Ahli Saraf: Bisa Mengurangi Stres, Simak Penelitiannya

“Sosok KH Abdul Halim ini merupakan sosok pahlawan besar yang menginspirasi perjuangan masyarakat Majalengka saat itu, bahkan akibat sikapnya tersebut Pondok Pesantrenya sempat di bumi hanguskan oleh belanda,”terangnya.

Sementara itu, Cicit KH Abdul Halim sekaligus Pimpinan Ponpes Santi Asromo KH Asep Zaki SKM MKM, yang juga cicit dari KH Abdul Halim menceritakan, jika awalnya pondok itu didirikan berawal dari gagasan yang tercetus dalam Muktamar Perikatan Oelama (PO) di Majalengka pada tahun 1931.

Dimana sang Kakek Buyut KH. Abdul Halim kata dia, mencetuskan gagasan puncak untuk mendirikan lembaga pendidikan yang menjadikan peserta didiknya agar mampu mandiri di tengah masyarakat pada suatu tempat khusus. Sehingga berdirilah pondok pesantren Mufidah santi Asromo, ucapnya Pondok itu kata dia, sengaja didirikan di lokasi yang cukup sunyi jauh dari akses jalan utama.

Kemungkinan banyak pertimbangan yang dilakukan KH Abdul Halim saat itu, salah satunya menghindari ancaman penjajah belanda, sekaligus agar kondisi belajar lebih efektif, sebab dengan kesunyian maka transformasi ilmu pendidikan yang diberikan oleh pondok akan lebih baik, dan tidak terganggu dengan aktivitas lainnya dari luar.

BACA JUGA:Identifikasi Potensi Kerawanan di Majalengka, Bhabinkamtibmas Minta Warga Aktif Jadi Mata Telinga

BACA JUGA:Sambut HUT ke-78 RI, Warga Desa Sidamukti Gelar Siang Pengajian Malam Hari Wayang Golek

"Sesuai dengan namanya, Santi itu sendiri artinya sunyi dan asromo artinya tempat, jadi tempat yang sunyi. Dan kita tentunya bisa membayangkan bagaimana kondisi pesantren ini saat tahun 1932, tentunya masih hutan lebat dan jauh dari mana mana,”pungkasnya. (pai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: