LIHAT LAGI! Kampung Mati di Majalengka yang Ditinggalkan Warga dan Tidak Berpenghuni, Hiiii...

LIHAT LAGI! Kampung Mati di Majalengka yang Ditinggalkan Warga dan Tidak Berpenghuni, Hiiii...

Situasi Blok Tarikolot, Desa Sidamukti yang dijuluki kampung mati di Kabupaten Majalengka.-Ono Cahyono-radarmajalengka.com

MAJALENGKA, RADARMAJALENGKA.COM - Kabupaten MAJALENGKA terdapat kampung mati yang sudah bertahun-tahun ditinggalkan warga, karena kondisi alam yang dapat membahayakan.

Kampung mati yang dimaksud berada di Blok Tarikolot, Desa Sidamukti, Kecamatan Majalengka. Banyak rumah-rumah warga yang ditinggalkan dan kini tidak lagi berpenghuni.

Meski demikian, masih ada warga yang beraktivitas di Blok Tarikolot. Bahkan ada beberapa bangunan yang difungsikan, seperti musala, pos ronda hingga warung.

Warga beralasan, mereka kembali beraktivitas di Blok Tarikolot, karena faktor pencaharian. Apalagi, mereka saat ini sudah direlokasi ke Blok Buahlega.

BACA JUGA:ANDAI Presiden Jokowi Lewat Jalan Rusak di Majalengka, Begini Penampakannya

Banyak warga yang memiliki lahan pertanian, perkebunan di sekitar lokasi. Sehingga mereka masih beraktivitas di Blok Tarikolot.

Meski demikian, Kampung mati tersebut secara resmi memang sudah tidak berpenghuni sejak tahun 2006, karena musibah pergerakan tanah.

Beberapa waktu lalu, Kepala Desa Sidamukti, Karwan menuturkan secara umum, kondisi rumah memang rusak parah karena lama ditinggalkan.

"Ada sekitar delapan KK. Karena mereka masih mengelola lahan pertanian dan perkebunannya," kata Karwan.

BACA JUGA:Informasi Yang Diketahui dari Kecelakaan di Tol Cipali Hari Sabtu Ini, Ada Korban Meninggal Dunia

Total di Blok Tarikolot terdapat 180 unit rumah yang rusak karena pergerakan tanah. Kejadian ini berdampak kepada 253 kepala keluarga.

Pasca kejadian itu, sebagian masyarakat direlokasi ke Blok Buahlega sekitar tahun 2009. Meski banyak rumah rusak. Namun tidak ada korban jiwa dalam serangkaian musibah tersebut.

Karwan membeberkan, tidak hanya tahun 2006 saja. Bahkan tahun 2016 bencana serupa skala besar kembali mengguncang wilayahnya.

Saat itu masih ada puluhan kepala keluarga (KK) yang masih menghuni di beberapa tempat tinggalnya. Masyarakat beralasan bahwa mereka masih tinggal di Blok tersebut karena jarak dengan lahan pertaniannya cukup dekat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: