Mengenal DOMS dengan Fisioterapi

Mengenal DOMS dengan Fisioterapi

Arya Bima Komara SKes--

Oleh: Arya Bima Komara SKes*

RADARMAJALENGKA.COM - DELAYED Onset Muscle Soreness (DOMS) jika diartikan yaitu nyeri otot yang tertunda merupakan sebuah gejala tidak nyaman pada tubuh yang muncul setelah berolahraga.

Nyeri biasanya muncul setelah 24 jam berolahraga. Sebagian orang menganggap hal ini menjadi pemicu rasa malas untuk melakukan olahraga. Umumnya fenomena ini terjadi pada remaja wanita. Mereka beralasan bahwa berolahraga dapat menimbulkan rasa sakit.

Fisioterapis memahami bahwa DOMS merupakan hal yang wajar terjadi ketika seseorang melakukan olahraga. Hal ini menjadi sebuah tanda bahwa otot bekerja maksimal dari batas kemampuanya, sehingga otot megirimkan sinyal nyeri pada tubuh yang muncul 24jam setelah berolahraga.

Ciri seperti itu pula yang membedakan DOMS dengan cedera olahraga yang nyeri muncul pada saat itu juga. Gejala yang biasa ditemukan ketika seseorang mengalami DOMS diantaranya rasa nyeri pada saat otot disentuh atau ditekan, kelemahan otot, berkurangnya lingkup gerak sendi serta rasa kaku pada otot.

BACA JUGA:WOW! Tol Cisumdawu Pakai Teknologi Jalan di Norwegia, Pasang Geofoam untuk Ganti Tanah Urugan

BACA JUGA:Jalur Majalengka-Sindangwangi, Dua Kali Pengerjaan Setelah Ditambal Lalu Dihotmix Kini sebagaian Mulai Mulus

Gejala tersebut dapat hilang dengan sendirinya setelah 2-4 hari. Terlepas dari semua ketakutan dan paradigma yang muncul dimasyarakat, fisioterapis memiliki kemampuan untuk mengatasi permasalahan DOMS. Kemampuan fisioterapis dengan keilmuannya dapat melakukan treatment untuk mengurangi gejala yang muncul dan juga melakukan treatment untuk memperepat waktu penyembuhan DOMS. 

Treatment yang tepat dapat menghindari permasalahan lanjutan dari gejala yang didapat. Setidaknya ada 4 treatment yang dapat diberikan oleh fisioterapis.

Pertama, Edukasi. Fisioterapis dapat memberikan edukasi terkait pemanasan dan pendinginan sebelum melakukan olahraga. Pemanasan yang dapat dilakukan diantaranya dengan melakukan dynamic stretching yang kemudian diikuti dengan static stretching.

Pendinginan dapat dilakukan dengan melakukan static stretching karena mampu untuk mengurangi gejala DOMS yang muncul. Static stretching juga dapat diberikan pada fase DOMS untuk mempercepat waktu penyembuhan, dengan fokus stretch pada bagian yang mengalami DOMS.

BACA JUGA:18 Juta Orang akan Mudik dari Jabodetabek, Berpotensi Terjadi Kemacetan di Tol Cipali

BACA JUGA:Tol Cisumdawu Beroperasi 15 April, Menhub Ungkap 2 Rencana untuk Bandara Kertajati Majalengka

Kedua, active exercise treatment. Sebuah latihan yang mengharuskan pasien untuk melakukan Gerakan pada anggota gerak yang mengalami DOMS. Gerakan yang dapat dilakukan harus sesuai dengan fundamental gerak pada regio yang bermasalah.

Seperti contoh, jika pasien tersebut mengalami DOMS pada regio (HIP) panggul, tentunya gerakan active exercise yang dilakukan yaitu Fleksi Hip (menggerakan paha arah depan), Ekstensi Hip (menggerakan paha arah belakang), Abduksi Hip (menggerakan paha arah luar), Adduksi Hip (menggerakan paha arah dalam), Rotasi Hip (memutar arah dalam dan luar pangkal paha).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: