BUZZER Sang Primadona, Bagaimana Nasibnya di Tahun 2024?

RADARMAJALENGKA.COM - Ini ada studi yang menarik untuk disimak. Sebuah kajian tersebut mengungkapkan, sejak tahun 2014 semua partai politik besar di Indonesia menggunakan buzzer untuk "mengganggu" kompetitor.

Dan sejak tahun itu juga, buzzer menjadi primadona dalam helatan politik berbagai tingkatan. Dari Pilkada, Pileg hingga Pilpres. 

Menjelang tahun politik 2024 apakah kehadirannya bakal kembali marak? Nah bisa disimak uraian di bawah ini.

Pola komunikasi politik di dunia maya ini dianggap baru, efektif dan massif. Terutama untuk pencitraan tokoh dan partai. Sekaligus untuk mendepolistasi emosi kebencian publik kepada tokoh dan partai lain.

BACA JUGA:Berkunjung ke Situ Bagendit Garut, Siap-Siap Kecewa

Pendek kata, secara teori untuk bisa mempengaruhi publik, sebuah partai harus mengerahkan sedikitnya 300 ribu buzzer sebagai pasukan perang testimoni. Entah itu membentuk opini dan menciptakan polarisasi. 

Sebagai primadona baru, buzzer tak seharusnya dipahami negatif. Justru komunitas ini menjadi kreator wacana atau dalam dunia maya.

Kekelompokan ini bermanfaat mendengungkan (buzzing) suatu isu atau wacana. Bekerja dalam sebuah tim ahli teknologi informasi profesional. Tentu saja disokong pakar komunikasi politik dan  didukung para penulis cerdas dan mumpuni.

Seperti diketahui, buzzer sebagaimana berasal dari kata “buzz". Artinya bisa lonceng, bel, alarm, atau kentongan.

BACA JUGA:Pesawat Lion Air Terbang Rendah Hingga Menyentuh Air, Foto di Aplikasi Bikin Geger

Ada pula yang mengatakan buzzer adalah orang yang memiliki pengaruh tertentu untuk menyatakan suatu kepentingan.

Buzzer dapat bergerak dengan sendirinya untuk menyuarakan sesuatu, atau bisa jadi ada sebuah agenda yang disetting. Dalam menyuarakan suatu kepentingan ini dapat dilakukan secara langsung dengan identitas pribadi atau secara anonim.

Ranah buzzer itu di media sosial, pada umumnya. Lalu apa itu buzzer dalam kesehariannya di sosial media? Buzzer bisa menjadi orang perseorangan atau kolektif yang mendukung sebuah opini dalam suatu isu.

Tujuannya untuk memengaruhi pendapat pengguna sosial media. Buzzer biasanya akan bekerja secara kolektif untuk menyuarakan hal yang sama.

Sumber: