Gunung Cakrabuana Lemahputih Majalengka, Tapal Batas Kerajaan Pajajaran dan Galuh
Radarmajalengka.com, MAJALENGKA - Gunung Cakrabuana di Desa Lemahputih, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka memiliki sejarah tersendiri. Terutama terkait Kerajaan Galuh.
Gunung Cakrabuana di Kabupaten Majalengka sebelah selatan, juga mencakup beberapa daerah lain seperti Malangbong di Garut, kemudian Ciamis, Tasikmalaya hingga Sumedang.
Tidak hanya posisinya yang berada di beberapa daerah, Gunung Cakrabuana yang sebagian wilayahnya ada di Majalengka, menyimpan banyak bukti sejarah.
Salah satu yang paling kesohor dari Gunung Cakrabuana di Majalengka adalah tapal batas antara Kerajaan Galuh dan Pajajaran berupa batu yang ada di bagian puncak.
BACA JUGA:Pelaku Curanmor di Kota Cirebon ditangkap Polres Cirebon Kota
Sayangnya, tumpukan batu yang diduga tapal batas dua kerajaan yang dipimpin Prabu Siliwangi itu, kini sudah tidak berbentuk lagi. Baik karena faktor alam maupun lainnya.
Seperti diketahui, Pajajaran atau Sunda dan Galuh tadinya adalah dua kerajaan yang berbeda. Namun, setelah penobatan Prabu Siliwangi atau Sri Baduga Maharaja disatukan dan menjadi Kerajaan Sunda yang beribukota di Pakuan Pajajaran.
Pada masanya, Prabu Siliwangi juga membangun pengerasan jalan untuk memudah transportasi dari Pakuan Pajajaran ke Galuh. Pengerasan jalan ini, juga mencakup beberapa daerah.
Karenanya, Gunung Cakrabuana yang salah satu wilayahnya di Majalengka, sangat terkait erat dengan Prabu Siliwangi.
BACA JUGA:Siti Munawaroh Korban Bus Masuk Jurang di Rajapolah Berhasil Ditemukan
Bahkan putra dari Prabu Siliwangi yakni, Pangeran Walangsungsang juga sempat berada di Gunung Cakrabuana atau juga dikenal sebagai Gunung Cangak.
Karenanya, tidak aneh di lokasi ini, terdapat 10 makam dan petilasan. Gunung Cakrabuana selama ini dikenal angker dan mistis serta banyak tempat disakralkan.
Secara umum, Gunung Cakrabuana memiliki ketinggian 1721 meter di atas permukaan laut. Selain panoramanya, area ini menyimpan banyak sejarah Sunda.
Misalnya Situs Tugu Batu Jejer yang lokasinya persis berada di puncak gunung. Namun, peninggalan ini sudah tidak berbentuk.
BACA JUGA:Kopi dari Jawa barat Pameran di World of Coffee Milan
Situs Batu Jejer di puncak gunung tersebut bahkan sudah tidak nampak, karena berbagai faktor alam maupun lainnya.
Dahulu, Gunung Cakrabuana dikenal sebagai tempat orang-orang sakti. Rata-rata yang berada di sana memiliki kemampuan kebatinan, karuhun hingga kawiraan.
Di wilayah Lemahputih misalnya, terdapat makam Ki Jago. Sementara di wilayah lereng timur ada Candi Batulawang.
Naik lagi ke atas, ada Situ Batucakra. Di Gunung Cangak inilah, Pangeran Walangsungsang juga belajar ilmu spiritual.
BACA JUGA:Jokowi di Jerman, Tiba Setelah Penerbangan 13 Jam
Putra Prabu Siliwangi tersebut diriwayatkan pernah tersesat di sana. Kemudian membuat peta sederhana berupa coretan di atas batu.
Inilah yang menjadi Situs Batucakra tersebut. Karena peristiwa Pangeran Walangsungsang, Gunung Cangak ini dikenal dengan nama Cakrabuana.
Kisah lain menyebut, Gunung Cakrabuana adalah tempat para wali berkumpul. Hal itu diungkapkan sesepuh Kampung Pangkalan Pagerageung.
Adanya petilasan tempat berkumpul para wali, ditandai dengan adanya genangan air atau kulah yang tidak pernah kering walau kemarau.
BACA JUGA:Sekolah Farmasi ITB Berikan Pelatihan Coaching Clinic bagi Atlet Bulutangkis Majalengka
Genangan air tersebut, berada di lokasi yang sangat tinggi dan umumnya sudah tidak ada sumber air.
Menurut keterangan sesepuh, kulah mejadi sumber air wudhu untuk kebutuhan shalat.
Sampai saat ini, dikenal 10 petilasan dan makam yang ada di Gunung Cakrabuana, misalnya Ki Cakra atau Sanghyang Wenang yang ada di Puncak Gunung Cakrabuana.
Sanghyang Prabu Wirakanca yang juga makamnya ada di puncak Gunung Cakrabuana. Eyang Prabuwisesa, Sunan Cakrabuana atau Pangeran Walangsungsang juga memiliki petilasan.
BACA JUGA:Sekolah Farmasi ITB Berikan Pelatihan Coaching Clinic bagi Atlet Bulutangkis Majalengka
Sunan Batara Seda atau Sangkala Wenang, makamnya di Sirah Cikarep Cakrabuana.
Sunan Sang Malenglarang yang makamnya ada di Gunung Sirah, Cibobo. Sanghyang Ratu Sri Lembuhejo juga petilasannay di Gunung Sirah.
Berikutnya Sunan Munding Darak Sangkana Carana, petilasannya di Gunung Sirah Cacaban Cakrabuana.
Di Cihiku Gede Cakrabuana terdapat makam Sunan Batara Kalanta. Sedangkan di Gunung Sirah Cikabeet Cakrabuana, terdapat makam Sunan Gagak Carambang.
BACA JUGA:Tabrakan Beruntun di KM 92 Tol Cipularang, Saksi Ungkap Hal Ini
Demikianlah kisah Gunung Cakrabuana yang sebagian wilayahnya ada di Kabupaten Majalengka. Juga menyimpan banyak peninggalan sejarah dari Kerajaan Sunda, Galuh, Pajajaran hingga Cirebon. (yud)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: