Cegah Stunting, Berikan Makanan Tambahan untuk Ibu Hamil dan Balita
MAJALENGKA - Pemerintah Desa Cidenok Kecamatan Sumberjaya bersama tim posyandu memberikan makanan tambahan kepada ibu hamil dan balita di aula balai desa setempat, Selasa (26/4).
Kepala Desa Cidenok Maman Suparman mengatakan, program pemberian makanan tambahan (PMT) kepada ibu hamil dan balita berupa biskuit, telur, sayuran dan susu merupakan kandungan gizi yang tinggi dan seimbangan. \"Setiap orang tua pasti mendambakan anaknya menjadi anak yang sehat dan cerdas,\" katanya.
Menurutnya, guna mewujudkan hal tersebut, hendaknya para orang tua menyadari bahwa kebutuhan gizi anak perlu dipenuhi sejak janin tumbuh dan berkembang didalam kandungan.
\"Untuk memenuhi gizi seimbang dan mencegah stunting untuk ibu hamil dan Balita, kami secara rutin menganggarkan untuk kegiatan tersebut,\" paparnya.
Senada dikatakan bidan Desa setempat, Celi Surini. Ia mengungkapkan aturan pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil (Bumil) yang dikonsumsi, yaitu 2 keping biskuit pada usia kehamilan trimester pertama, dan 3 keping biskuit untuk trimester 2 dan 3 kehamilan juga makanan bergizi lainnya seperti telur dan sayuran.
“Selain makanan tambahan dan makanan bergizi ibu hamil harus selalu menimbang berat badan jangan sampai kelebihan berat badan. Agar berat badan ibu hamil dapat terkontrol,\" jelasnya.
Menurutnya, PMT untuk balita juga menjadi perhatian, karena terkadang balita sulit makan. Oleh karena itu orang tua harus semaksimal mungkin memberikan makanan tambahan serta makanan bergizi lainnya.
Cara mencegah stunting pada anak sejak dalam kandungan pada ibu hamil masih terus menjadi prioritas pemerintah. Pasalnya, mencegah stunting pada anak perlu dilakukan sejak masa kehamilan. Anak yang mengalami masalah pertumbuhan sejak di dalam kandungan akan berisiko mengalami stunting pada saat balita kelak.
Dalam kesempatan tersebut, ibu juga diberikan pemaparan materi oleh narasumber. Stunting adalah gangguan tumbuh kembang yang menyebabkan anak memiliki postur tubuh pendek atau jauh dari rata-rata anak lain di usianya.
Stunting mulai terjadi ketika janin masih dalam kandungan disebabkan oleh asupan makanan ibu selama kehamilan yang kurang bergizi. Akibatnya, gizi yang didapat anak dalam kandungan tidak mencukupi.
\"Kekurangan gizi akan menghambat pertumbuhan bayi dan bisa terus berlanjut setelah kelahiran,” jelas Casniti, Bidan Koordinator Puskesmas Sumberjaya.
Ditambahkannya, tanda-tanda stunting biasanya baru akan terlihat saat anak lahir dan memasuki usia dua tahun. Disamping kurangnya asupan gizi saat dalam kandungan, stunting juga bisa terjadi akibat kurangnya asupan gizi saat anak masih di bawah usia 2 tahun. Sayangnya, efek stunting tidak bisa dikembalikan seperti semula jika sudah terjadi.
\"Oleh sebab itu sangat penting untuk melakukan upaya pencegahan stunting pada anak sejak ibu sedang hamil. Selain menghambat pertumbuhan fisiknya, anak yang kurang gizi dan stunting juga berisiko mengalami kecerdasan yang kurang,\" tambahnya.
Ia menambahkan pencegahan stunting perlu dilakukan sedini mungkin yaitu pada 1.000 hari pertama usia anak. Ini terhitung sejak dimulainya kehamilan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: