Hj Dedeh Nurhayati,  Sosok di Balik Bangkitnya Pendidikan dan Budaya Literasi di Majalengka

Hj Dedeh Nurhayati,  Sosok di Balik Bangkitnya Pendidikan dan Budaya Literasi di Majalengka

MAJALENGKA – Terlahir di lingkungan Pondok pesantren yang kental dengan aroma pendidikan Islami yang ketat dan disiplin ilmu pendidikan lainya, Hj Dedeh Nurhayati MPd, tumbuh menjadi sosok perempuan kuat.

Dia memegang teguh budaya Islam, karena merupakan putri dari seorang ulama dan pengasuh Ponpes Al-Ishlah di Desa Bobos Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon, yang cukup dikenal.

Tak heran jika hal tersebut mampu menjiwai karakter dan pemikiran-pemikirannya dalam menjalani kehidupan. Sehingga dia tertarik dengan dunia pendidikan yang dimulai dari menjadi seorang guru.

Mengawali karir sebagai seorang pegawai negeri sipil (PNS), semua kemampuanya dicurahkan untuk membangun pendidikan di Majalengka. Bersama sang suami Dr H Karna Sobahi MMPd yang saat itu belum menjabat sebagai orang nomor satu di Pemkab Majalengka.

Salah satu upayanya adalah dengan mendorong budaya literasi kepada generasi muda dan masyarakat, dalam rangka memproteksi generasi bangsa dari ancaman dekadensi moral maupun hoax.

Hj Dedeh mengaku, pihaknya baik selaku ketua pengurus PKK maupun sebagai Bunda PAUD terus mengkampanyekan dan mendorong gerakan literasi yang terus digaungkan pemerintah pusat.

Dia membentuk tim literasi yang terdiri dari istri para pejabat struktural teritorial. Serta mendorong Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai bumper terdepan pola pengasuhan dan penanaman akhlak sejak usia dini.

Menurut Hj Dedeh Nurhayati MPd, upaya menanamkan budaya gerakan literasi harus dimulai sejak dini. Dan PAUD memiliki peran penting dalam mencetak generasi anak yang sehat, cerdas, ceria dan berakhlak mulia.

Selain itu sebut dia, peran lingkungan keluarga juga sangat penting dalam mendorong gerakan literasi tersebut.

“Budaya literasi ini merupakan salah satu budaya yang cukup baik dan harus terus ditingkatkan, sebagai salah satu upaya kita dalam menangkal dekadensi moral, sekaligus menangkal hoax. Dan di Majalengka budaya literasi itu sendiri sudah mulai kami perkenalkan dan terapkan dari mulai kalangan PAUD,” paparnya.

Sebagai wujud keseriusan, dia bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Majalengka dalam gerakan literasi. Salah satunya dengan membentuk tim khusus, dan mengukuhkan istri dari pejabat teritorial seperti  istri bupati/walikota, hingga istri para camat telah dikukuhkan menjadi Bunda Literasi, sekaligus sebagai Bunda PAUD di wilayahnya masing-masing. (pai/adv)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: