Stunting Bahayakan Kemajuan Bangsa, Jefry Romdonny: Amalkan Sila Kedua Pancasila, Semua Selesai
MAJALENGKA - Pada Minggu (21/11/2021) yang cerah, senyum mengembang dari peserta sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan MPR RI yang berasal dari pemuda penggerak desa, se-Kecamatan Majalengka, Panyingkiran, Kadipaten, Kasokandel dan Dawuan.
Satu persatu mereka masuk ke lokasi kegiatan dengan tertib dan memperhatikan protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus Covid-19.
Panitia pun tanggap mempersiapkan seluruh kebutuhan acara, buku materi sosialisasi empat pilar MPR, kursi yang diberi jarak aman, hand sanitizer, dan kudapan, semua diperhatikan. Peserta pun antusias mengikuti kegiatan.
Dr H Jefry Romdonny, anggota MPR RI Fraksi Partai Gerindra memulai materi dengan informasi masih tingginya data prevalensi stunting nasional, yaitu 27,7 persen pada 2019.
Stunting atau gizi buruk sangat membahayakan kemajuan bangsa. Kurangnya gizi, menyebabkan bayi usia di bawah dua tahun akan tumbuh kerdil. Lebih parah dari itu, anak-anak yang menderita stunting akan memiliki masalah kesehatan dan tidak berkembangnya neuron otak secara sempurna.
“Di sinilah, saya meminta kepada para pemuda penggerak desa, agar terus memonitor kondisi lingkungan kita, jangan sampai ada yang luput dari perhatian. Masalah kesehatan anak adalah utama. Karena mereka merupakan penerus dan akan menjadi kebanggaan bangsa. Banyak kasus, orang tua enggan memeriksakan anak balitanya ke Posyandu atau Puskesmas, dengan berbagai alasan. Oleh karena itu, kita harus proaktif, dengan ajak dan beri penerangan akan pentingnya pemberian vitamin, imunisasi dan monitor tumbuh kembang anak,” papar Jefry.
Masih kata Jefry, memperhatikan kesehatan anak-anak di lingkungan merupakan amanat Pancasila, sila kedua yang berbunyi “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”, salah satu butir pengamalannya adalah menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
Menurutnya, apabila pengamalan sila kedua tersebut diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, niscaya stunting tidak ada lagi di Indonesia ini.
“Apa yang bisa kita lakukan, yaitu, pertama, komunikasi, sampaikan bahaya stunting kepada keluarga, handai tolan dan lingkungan. Kedua, edukasi, informasikan penyebab dan penanganan balita yang terkena stunting melalui pemberian vitamin atau makanan bergizi,” kata Jefry.
Ketiga, kolaborasi, aktif bersama pengampu wilayah seperti RT/RW, karang taruna, alim ulama untuk peduli dan saling memperhatikan masyarakat sekitar. Bagi ada anak-anak kita yang terindikasi stunting segera lapor ke posyandu/puskesmas untuk memperoleh penanganan,” pungkas Jefry.
Acara yang terselenggara di Bumi Gerindra, Kelurahan Munjul Kecamatan Majalengka, diakhiri dengan ramah tamah. Turut hadir menjadi narasumber, Ano Suksena, tokoh pemuda Kadipaten Majalengka. (ara/adv/radarmajalengka)
Baca juga:
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: