Harga Pupuk Naik, Begini Penjelasan dari Kementan

Harga Pupuk Naik, Begini Penjelasan dari Kementan

JAKARTA - Harga pupuk non subsidi dalam delapan bulan terakhir mengalami kenaikan. Bahkan, kenaikan harga bisa mencapai 70 persen sampai dengan 120 persen.

“Kenaikan paling jela bisa dilihat dari pupuk urea. Tadinya, pupuk jenis itu dipatok seharga Rp4.500 per kg. Namun sekarang, harga pupuk sudah mencapai di atas Rp6.000 per kg,” kata Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Gulat Manurung, Senin (1/11) dikutip dari FIN.

Melihat kondisi ini, Gulat juga meminta pemerintah untuk segera mencari tahu penyebab kenaikan harga pupuk.

Sementara, Direktur Pupuk dan Pestisida Ditjen PSP Kementerian Pertanian, Muhammad Hatta mengungkapkan, bahwa ada lima potensi masalah yang menjadi persoalan harga pupuk bersubsidi, yaitu perembesan antar wilayah, isu kelangkaan pupuk, mark up Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk di tingkat petani, alokasi menjadi tidak tepat sasaran, dan produktivitas tanaman menurun.

“Memang masalah tadi akan berdampak lebih lanjut bagi turunnya produktivitas tanaman. Disebabkan petani tidak menggunakan tepat waktu dan jumlahnya,” ungkapnya.

Terkait tata kelola pupuk bersubsidi, kata Hatta, Kementan tengah melibatkan multi pihak dalam pengaturan tata kelola pupuk bersubsidi. Artinya, pihaknya tidak bekerja sendiri dalam mengurus pupuk bersubsidi.

Kementan juga memastikan, pemerintah berkomitmen menjaga ketersediaan dan keterjangkauan harga pupuk baik subsidi maupun non subsidi untuk meningkatkan produktivitas lahan petani.

“Itu dilakukan karena pupuk merupakan salah satu sarana produksi yang sangat strategis bagi pertanian,” tambah Sekretaris Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian RI Gunawan.

Selain mempengaruhi capaian produksi, kata Gunawan, pupuk juga memiliki dampak sosial sangat luas karena menjangkau sekitar 17 juta petani, pada 6063 Kecamatan, 489 Kabupaten dan 34 Provinsi.

“Upaya peningkatan produktivitas pertanian dapat terwujud salah satunya dukungan dari kegiatan pemupukan.Proses pemupukan yang tepat sasaran berkontribusi tinggi dalam pencapaian produksi pertanian seperti padi,” pungkasnya. (der/fin)

Baca juga:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: