Tradisi Warga Babajurang yang Masih Terpelihara
MAJALENGKA - Tradisi mengarak keliling kampung dan mengitari pohon beringin oleh anak yang dikhitan masih dilakukan warga Desa Babajurang Kecamatan Jatitujuh, Kamis (2/9). Tokoh budayawan asal Kecamatan Jatitujuh, Dedi Junaedi alias Wa Kijoen menyebutkan, pemangku adat Desa Babajurang, Casmita, memberi doa keselamatan kepada anak sunat dan warganya dengan ikhlas.
“Kemudian pemangku adat itu mengajak masyarakat berkeliling pohon beringin di desa. Tradisi tersebut merupakan warisan nilai luhur tentang ‘kepemilikan’ sebuah daerah, dan tradisi tersebut sudah jarang diadakan,” ujar Wa Kijoen kepada Radar kemarin.
Menurutnya, makna dari tradisi tersebut adalah kesadaran yang dibangun adalah pohon beringin adalah ciptaan Tuhan yang Maha Esa, secara sistem bisa disimpulkan bahwa anak diharapkan punya naluri kesadaran menghargai desa. Di mana dia dibesarkaan dan tradisi tersebut di Desa Babajurang masih dipelihara dengan baik.
Ia berharap tradisi tersebut dapat terus dipelihara dan dikembangkan menjadi sebuah pertunjukkan. Sehingga akar tradisi tetap terpelihara, pemenuhan unsur artistik, ajaran tentang kearifan lokal dan tentunya hiburan pun terpenuhi. “Memang tradisi tersebut sudah jarang, yang utamanya nilai silaturahmi antar warga sudah jarang ditemukan,” ujarnya.
Pantauan Radar, tradisi anak yang dikhitan dengan naik kuda renggong berkeliling kampung dengan iringan musik masih sering diadakan. “Tapi kalau anak digendong bapak lalu berkeliling kampung, apalagi mengitari pohon beringin sangat langka, terkecuali di Desa Babajurang Kecamatan Jatitujuh ini,” jelasnya. (ara)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: