Batik Miranti Kembangkan Banyak Motif Baru

Batik Miranti Kembangkan Banyak Motif Baru

MAJALENGKA - Setelah menyelesaikan   pesanan  batik Harganas   dari BKKBN Provinsi Jawa Barat, Batik Miranti Majalengka kini fokus untuk melayani pesanan batik  lokal.

Owner Batik Miranti Majalengka, Hj Ratna Dewiyani SPd menyatakan, sekarang ini pihaknya tetap memproduksi batik untuk  memenuhi kebutuhan lokal. Saat ini Miranti sedang memproduksi motif Tutut yang  merupakan  Makanan khas Majalengka. “Selain motif batik Tutut, Miranti juga dan sedang memproduksi motif Angin dan Batu Alam,” terang Ratna kepada Radar, kemarin.

Dikatakan Ratna, pihaknya telah membuat  berbagai motif batik khas Majalengka berdasarkan keunggulan di kecamatan  masing- masing. Seperti  batik Wuwung atau Genteng   yang merupakan khas dari Jatiwangi,  motif Teh dan Dinosaurus dari Kecamatan Lemahsugih, motif Tembakau dari Bantarujeg, motif Buah Maja dari Kecamatan Maja, motif Kopi dari Gunung Wangi  Kecamatan Argapura, motif  Bunga Edelwis dari lereng Gunung Ciremai Argapura, dan motif Batu Alam khas Kecamatan Sindangwangi.

Selain itu ada motif Kereta Talaga Manggung  dari Kecamatan Talaga, motif Bambu dari Kecamatan Cigasong  karena di Desa Karayunan Kecamatan Cigasong banyak perajin bambu.

Ditambahkan  Ratna, ada juga batik Padi   karena  Kabupaten Majalengka merupakan produsen padi yang terbesar. “Yang cukup viral  motif Angin sebagai ikon jamaah haji Kabupaten Majalengka, dan setiap tahun  motifnya tetap  hanya  ganti warna  saja,”  beber Ratna.

Ada juga  motif  Duren dari  Sinapeul Kecamatan Sindangwangi dan Bandara International Jawa Barat (BIJB) dari Kertajati,  batik Jagung dari Cikijing,  Delman dari Cigasong, motif  Mangga Harumanis dari Kecamatan Panyingkiran dan motif  Emping  ciri khas Kecamatan Sindangwangi.

“Proses pembuatan batik di Miranti ada batik  tulis, cap  dan printing,   tergantung pesanan,”  tuturnya.

Dicerikan ibu berjilbab  yang ramah ini, awalnya  Batik Miranti merupakan UMKM konveksi baju seragam sekolah. Mulai produksi batik sekitar tahun 2013, karena banyaknya permintaan konsumen. Setelah 8 tahun produksi, kini telah memiliki tempat atau gedung yang cukup luas di Blok Gempungan Kelurahan  yang menjadi pusat pembuatan batik Majalengka melibatkan tenaga kerja warga sekitar.

Sementara  untuk  produksi konveksi  dilakukan di kediamannya, Jalan Emen Slamet Kelurahan Majalengka Kulon, dan Galeri Batik Miranti  yang cukup strategis di Jalan KH Abdul Halim, seberang kantor Samsat Majalengka.

Galeri Batik Miranti dua lantai buka jam 8 hingga pukul 18.00. Lantai satu untuk pakaian wanita  dan lantai dua  khusus untuk pakaian batik  pria. Dari harga baju batik minimal Rp35 ribu  hingga ratusan ribu.

“Bagi yang ukuran big size, bisa membeli bahannya, lalu diukur dan langsung dijahit di konveksi dan dalam waktu beberapa jam langsung jadi. Bisa dipakai dengan lebih pas dan nyaman,”  tuturnya.

Ia bersyukur Batik Miranti menjadi ibu angkat  para perajin batik di Kabupaten Sumedang.

Diungkapkan Ratna, dirinya komitmen untuk  memberdayakan masyarakat sekitar di Kelurahan Majalengka Kulon Kecamatan Majalengka untuk bisa membatik. Apalagi kini Batik Miranti telah memiliki gedung yang luas untuk memproduksi batik. (ara/opl)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: