Tidak Ada Penerbangan, BIJB Terapkan Penghematan
MAJALENGKA – Selama pandemi Covid-19 khususnya sejak awal Maret 2020, Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati Majalengka sepi penerbangan. Saat ini masyarakat banyak memanfaatkan BIJB lebih sering dijadikan tempat photoshoot dan tujuan wisata. Padahal harapan pemerintah, BIJB menjadi salah satu bandara terbesar di Indonesia. Di areal-areal terbuka, rumput-rumput liar tumbuh subur sehingga jadi sasaran pencari pakan ternak. Terminal yang normalnya dipenuhi kendaraan shuttle berbagai jurusan berderet memanjang menunggu penumpang, kini benar-benar kosong. Yang tampak di kawasan terminal hanya petugas kebersihan serta beberapa petugas keamanan dari TNI dan kepolisian, ditambah sejumlah avsec dari Angkasa Pura II berseragam lengkap. Masyarakat yang berkunjung ke terminal bandara hanya bisa sampai di luar. Mereka tidak bisa lagi makan-makan di lantai terminal karena langsung diperingatkan oleh petugas keamanan. Seorang anak yang berusaha bermain sepatu roda di kawasan tersebut pun segera dilarang dan diminta bermain di luar. Para murid TK yang diantar orang tuanya juga hanya bisa belajar menggambar di luar gedung dengan menggelar tikar plastik. Di dalam gedung BIJB, suasana benar-benar sepi, tidak ada penerangan, apalagi AC atau eskalator dan lift. Masuk ke bagian dalam hanya disambut ruang yang gelap. Tidak ada penerangan kecuali petunjuk toilet pria dan wanita. Itupun lorongnya gelap apalagi di dalamnya. Tenant yang berderet di dalam dan luar gedung hanya ada dua yang masih bersedia buka, yakni yang menyediakan minuman dan es krim serta minimarket yang melayani pengunjung yang biasa datang pada hari libur Sabtu dan Minggu. Namun para cleaning service, tetap bekerja mengepel lantai 8 jam setiap hari. Seperti yang dilakukan Luli Sihabudin dan Enday bersama puluhan petugas lainnya. “Bekerja secepatnya karena harus 8 jam, bolak-balik ngepel kewajiban kerja,” ungkap mereka, Kamis (29/10). Menurut Luli, ada 40 orang cleaning service yang bertugas dua hari sekali. Setiap hari ada 20 orang yang bekerja, semuanya berasal dari Kertajati dan sekitarnya. Humas PT BIJB Mohamad Aliv mengungkapkan, aliran listrik dimatikan sebagai langkah penghematan anggaran sejak Covid-19 terjadi dan tidak ada penerbangan komersial ke Bandara Kertajati. Jika listrik tetap hidup maka biaya operasional akan sangat tinggi. “Kami lakukan efisiensi terutama listrik selama pandemi, AC dimatikan,” ungkapnya. Sejumlah karyawan diberlakukan work from home (WFH), namun avsec tetap bekerja dan akan memberikan guide ketika ada tamu yang datang. Aliv membenarkan masih ada pesawat yang terparkir dan belum beroperasi kembali. Diharapkan setelah pandemi selesai aktivitas bandara bisa berjalan kembali sebagaimana harapan banyak pihak. Dua pesawat Lion Air terparkir di area bandara sudah cukup lama, landasan pacu juga tidak pernah dilintasi pesawat sejak pandemi Covid-19. Ruas jalan menuju Bandara Internasional Kertajati juga sangat lengang, hanya satu dua kendaraan yang melintas setiap jamnya. Padahal hingga awal tahun kemarin lalu lintas kendaraan roda empat maupun roda dua masih cukup padat. Pintu loket parkiran sepi hanya dijaga seorang petugas loket, itupun tampak lebih banyak melamun atau melihat smartphone. (iim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: