Ormas Majalengka Bersatu Tolak RUU HIP
MAJALENGKA- Ribuan massa dari berbagai ormas Islam dan ormas kepemudaan di Kabupaten Majalengka melakukan aksi demo menolak Rancangan Undang Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP). Massa datang diawali Pemuda Pancasila, Front Pembela Islam (FPI, Syarikat Islam (SI), Forum Santri, Angkatan Muda Siliwangi yang datang dan berorasi di jalan KH Abdul Halim depan gedung DPRD. Tak berselang lama, massa dari LSM GMBI tiba dari arah barat dengan mayoritas berjalan kaki dan membawa mobil ukuran besar lengkap dengan sound system. Orasi yang semula dilakukan dari mobil pickup yang lebih kecil, beralih ke mobil besar yang disulap untuk panggung orasi. Secara bergantian orasi dilakukan untuk membakar semangat massa. Gema takbir dan yel yel Pancasila Abadi dan NKRI Harga Mati terus diteriakkan massa. Meeka juga kompak berteriak tolak RUU HIP. Lagu Indonesia Raya dan Garuda Pancasila mewarnai aksi massa yang berlangsung damai tersebut. Ali Hambali dari Ormas SI menyatakan menolak dengan keras RUU HIP. Dikatakan Ali ketika seorang pejabat PNS TNI/Polri /Anggota DPRRI/DPRD saat dilantik dan disumpah jabatannya akan setia kepada Pancasila. Pihaknya menoak RUU HIP ini karrena sila Ketuhanan Yang Maha Esa dihilangkan dan diganti dengan Ketuhanan Atas Kebudayaan, sehingga kata Esanya dihilangkan. Ketua MPC Pemuda Pancasila (PP) Enther Nizar juga menegaskan PP menolak RUU HIP, karena Pancasila itu harga mati. “Kami menolak RUU HIP dan hentikan pembahasannya sekarang juga,” tegas Enther dalam orasi singkatnya. Ketua AMS Distrik Majalengka David Rosidi SE melalui juru bicaranya, Uju Juhara SPd menyatakan agar segera cabut RUU HIPP dan jangan teruskan. “Kalau pembahasan RUU HIP dilanjutkan, apalagi ditetapkan menjadi UU maka itu akan berbahaya bagi NKRI,” tegasnya. Perwakilan Forum Santri, Habib Aqil Aséegaf Bin Yahya menegaskan Pancasila harus dijaga sehingga kalau RUU HIP dilanjutkan maka itu telah merendahkan Pancasila. Perwakilan dari MUI Kabupaten Majalengka yang juga Wakil Ketua Persis Provinsi Jawa Barat, Ustad H Moch Ridwan menegaskan bahwa siapa pun tahu NKRI lahir dari ruh keagamaan. “Kita menolak RUU HIP dengan satu visi perjuangan atas dasar kecintaan kepada bangsa ini,” tegasnya. Sementara, Ketua LSM GMBI Distrik Kabupaten Majalengka, H Agustinus Subagja menyatakan sejarah baru di Kabupaten Majalengka semua elemen bersatu menolak pembahasan RUU HIP di teruskan. “Kami minta agar ketua dewan bisa naik ke panggung dan merespon aspirasi kami,” pintanya. Selanjutnya, Ketua DPRD Kabupaten Majalengka, Drs H Edy Anas Djunaedi MM naik ke mobil tempat panggung orasi. Edy Anas mengatakan pada prinsipnya mengapresiasi kehadiran dan aspirasi masyarakat yang menolak RUU HIP yang didasari kecintaan kepada NKRI. Anas siap menyampaikan aspirasi yang dibuat tertulis kepada DPR RI. “Kami hanya memiliki kewenangan untuk menyalurkan aspirasi masyarakat ke DPR RI yang membahasnya,\" tegas politisi PDIP ini. Selanjutnya ia mengajak perwakilan dari massa berdiskusi di ruang paripuna dewan untuk membuat pernyataan sikap secara tertulis. “Karena sesuai protokol kesehatan Covid- 19, perwakilan massa maksimal 40 orang,” ujarnya. Selanjutnya perwakilan massa berdialog dengan para wakil rakyat dan sebagian massa menunggu di jalan raya dengan engawalan dari polisi, TNI dan Satpol PP. Menjelang Duhur massa bubar dengan tertib. (ara)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: