Guru Ngaji dan Para Kiai Harus Diperhatikan
MAJALENGKA-KH Maman Imanulhaq yang saat ini menjabat sebagai Anggota DPR RI menilai di tengah Pandemi Covid-19, pemerintah kurang memperhatikan guru ngaji dan para kiai yang ada di kampung. Padahal menurut pria yang akrab disapa Kang Maman ini guru dan kiai sangat terdampak oleh pandemi Covid-19. Contohnya penghasilan guru ngaji dan guru agama serta kiai di kampung otomatis hilang. Sebab tidak ada lagi aktivitas keagamaan karena dilarang oleh pemerintah. Tapi tidak ada bantuan khusus untuk mereka. “Guru ngaji dan guru agama sangat terdampak. Mereka dapat penghasilan dari pengajian, undangan ceramah di luar, majelis taklim dan acara kenduran. Semua itu otomatis hilang karena acara dilarang. Negara tidak punya perhatian kepada mereka,” ungkapnya, Senin (11/5). Selain itu lanjut Maman, edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya disiplin tidak berlaku dan dilakukan oleh masyarakat. Terutama saat berada di pasar tradisional tradisional. “Padahal lebih gampang mengatur jamaah di masjid. Bisa diatur jarak, cuci tangan, masker atau pemeriksaan suhu badan. Penting untuk menghidupkan kembali masjid. Saya melihat ada semacam kesalahan. Akhirnya masyarakat tidak ke masjid, tapi malah berkumpul di warung misalnya, tidak melakukan ibadah,” jelasnya. Dengan adanya kondisi tersebut, pengasuh Ponpes Al-Mizan Jatiwangi, Majalengka ini mengusulkan agar masjid dibuka kembali untuk ibadah. Dengan memperhatikan syarat dan prosedur penanganan Covid-19 yang ketat. “Harus ada komitmen dari DKM. Tidak disediakan karpet, ada pengukur suhu badan, cuci tangan terlebih dahulu. Keberadaan masjid bermanfaat untuk menumbuhkan optimisme masyarakat. Sebab masyarakat sangat ketakutan dengan informasi bersliweran. Informasi bisa tersampaikan jika masjid masih hidup. Masjid bisa menjadi penyambung lidah pemerintah,” tambahnya.(bae)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: