Gugus Tugas Catat Dua PDP Baru
MAJALENGKA - Gugus tugas Covid-19 Kabupaten Majalengka terus berupaya menekan penyebaran virus corona di masyarakat, namun jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) maupun Pasien Dalam Pengawasan (PDP) mengalami fluktuasi khususnya PDP. Setelah 16 PDP dinyatakan sembuh per Minggu (5/4), pada Senin (6/4) kembali tercatat 2 PDP. Sedangkan ODP tercatat 270 jiwa, dimana yang masih pemantuan 187 jiwa dan 89 jiwa selesai pemantauan. Sementara pasien positif Covid-19 tetap satu orang. Hal itu terungkap di data Pusat Informasi dan Komunikasi Kabupaten Majalengka. Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 Kabupaten Majalengka, H Alimudin MM MMKes menuturkan, dua PDP tersebut saat ini dirawat di RSUD Cideres dan di RSUD Majalengka. \"Kita akan lakukan pemeriksaan terhadap mereka berdua melalui rapid test terlebih dahulu, jika dinyatakan positif dilanjutkan ke pemeriksaan PCR,\" tutur Alimudin yang juga menjabat Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, Senin (6/4). Jika dibandingkan dengan data sehari sebelumnya, jumlah ODP 266 orang kini naik menjadi 270 orang. \"Kalau yang hari ini ODP dalam pemantuan 187 orang, sedangkan 83 orang selesai dipantau,\" tukasnya. Terkait ABK yang saat ini positif berdasarkan hasil rapid tes dua kali, masih dirawat di RSUD Cideres. ABK tersebut masih menunggu hasil PCR di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta yang hingga saat ini belum keluar hasilnya. \"Berdasarkan ketentuan Covid-19, itu tidak masuk data Majalengka. Ia masuknya Covid 19 Cirebon. Sebab data pasien Covid-19 itu berdasarkan by name by address,\" ungkapnya. Sementara program Puskesmas Nganjang ka Imah menjadi garda dalam membantu Tim Gugus Tugas dalam mencegah penyebaran Covid-19 di Kabupaten Majalengka. Hal ini terjadi saat kedatangan 40 TKI yang tersebar di Kecamatan Sindangwangi. Kepala UPTD Puskesmas Sindangwangi, Edi Kusnadi SKM mengatakan puluhan TKI itu dilakukan pemeriksaan secara kontinyu melalui program Nganjang ka Imah. Seluruh TKI tersebut diperiksa kesehatannya sebagai upaya pencegahan virus Corona atau Covid-19. \"Dengan program pak bupati (Nganjang ka Imah) sebagai bentuk kepedulian kita implementasikan melalui kondisi situasi pandemi corona yang kebetulan kedatangan 40 TKI dan TKW,\" katanya. Edi menjelaskan, pihaknya melakukan giat door to door dalam memeriksa seluruh TKI. Sosialisasi dan penyuluhan dilakukan mulai dari keluhan kepada TKI yang datang dan imbauan berada di rumah selama 14 hari. Pihaknya memberikan pengertian kepada TKI apakah ada keluhan mulai dari sesak nafas, demam dan panas. Buruh imigran juga diimbau harus diam di rumah selama 14 hari. \"Jika ada bila masa karantina mandiri ada keluhan segera menghubungi petugas kesehatan yang sudah dibentuk di kecamatan Sindangwangi ini,\" ucapnya. Menurut dia, ada beberapa tahap yang dilakukan dalam pemeriksaan oleh tim medis. Di antaranya, sesuai anjuran protokol kesehatan, yakni pengecekan suhu tubuh dan pendataan history perjalanan. \"Tadi pemeriksaannya meliputi pemeriksaan suhu tubuh, mendata untuk warga yang baru keluar daerah,\" lanjutnya. Pihaknya pun berharap, warga bersama-sama membantu tim medis demi selalu dalam keadaan sehat dan tidak ada keluhan sakit apapun. Sehingga, masyarakat tetap tenang di tengah mewabahnya virus mematikan tersebut. \"Harapan kami, warga sama-sama membantu menjaga kesehatan di wilayahnya,\" jelas dia. Sementara itu sebanyak 40 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) diperiksa tim medis Covid-19 di Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalengka, Sabtu (4/4). Para TKI itu baru datang dari berbagai negara di Asia tenggara termasuk dari Malaysia. Samudono (42), warga di Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalengka bersyukur dirinya dinyatakan sehat oleh tim medis Covid-19 Kecamatan Sindangwangi. Pasalnya, dia memiliki perjalanan riwayat keluar negeri dan baru pulang ke Indonesia pertengahan Maret lalu. Kondisi seperti itulah yang membuatnya tercatat menjadi salah satu warga yang dites kesehatannya oleh tim medis Covid-19. Dirinya menceritakan, sebelum di tes kesehatan, dia enggan keluar rumah. Samudono mengaku khawatir kunjungannya ke negara Malaysia membawa virus corona. \"Wah saya tidak berani keluar awalnya, pokoknya takut, takut dikucilkan, takut disangka pembawa virus, tapi sekarang alhamdulilah,\" ucapnya. (iim/ono)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: