Sembilan Poktan Dapat Bantuan Benih
MAJALENGKA- Sebanyak sembilan kelompok tani di Kecamatan Ligung mendapatkan bantuan benih bibit padi dari Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Kabupaten Majalengka. Bantuan benih bibit padi tersebut dalam rangka peningkatan ketahanan pangan masyarakat, khususnya untuk Kabupaten Majalengka. Untuk menghindari terjadinya penyelewengan bantuan benih, pihak Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan memberikan langsung bantuan tersebut kepada para petani melalui ketua kelompoknya masing masing dengan pengawalan ketat. Kesembilan Kelompok Tani yang mendapatkan bantuan tersebut ialah, Poktan Harikukun Cibogor, Rancakepuh Gandawesi, Jumanjang Tegalaren, Tonggeret Leuwiliang Baru, Kodon Ligung Lor, Mitra Sauyunan Beber, Cimuncang Jaya Sukawera, Cilembu I Ampel dan Pokta Angsana Jaya Desa Kodasari. Bantuan tersebut langsung diberikan oleh dinas didampingi Koordinator BP3K Ligung Sudarto serta pejabat dari Kecamatan Ligung. Menurut Sudarto, bantuan bibit ini merupakan bentuk perhatian pemerintah kepada para petani, sekaligus mendukung program pemerintah pusat dalam hal peningkatan ketahanan pangan. Disamping itu, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan pada MT II, diharapkan petani yang menerima bantuan benih bibit ikut Asuransi Usaha Tanam Padi (AUTP). Keuntungan dari AUTP kata Sudarto, bisa meringankan kerugian bagi para petani di MT II bila terjadi hal yang tidak diinginkan seperti gagal panen akibat kekeringan. \"Preminya sangat murah dan terjangkau bagi para petani. Untuk 1 hektar lahan padi premi AUTP nya hanya Rp36 ribu. Manakala terjadi gagal panen akibat kekeringan, atau sebab lain maka petani mendapatkan klaim asuransi sebesar Rp6 juta per hektarnya,” ujar Sudarto, Sabtu (21/3) kemarin. Terpisah Ketua Poktan Cimuncang Jaya Desa Sukawera, Amin Amarrudin menyambut baik niat baik pemerintah dengan memberikan bantuan benih kepada petani. \"Kami harap pemerintah harus lebih pro lagi kepada para petani, dengan cara mematok harga jual gabah kering di saat musim panen tiba. Petani selalu dirugikan dengan harga yang selalu anjlok. Sementara biaya garap dan pemeliharaan padi sampai panen sangatlah maha,” ungkapnya. (bae)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: