Jalan Nunuk-Cibodas Majalengka Putus
MAJALENGKA - Jalan Desa Cibodas Kecamatan Majalengka menuju Desa Nunuk Kecamatan Maja terputus akibat hantaman derasnya air Sungai Cibodas, yang meluap pada Rabu (5/2) malam kemarin. Banjir yang menghantam badan jalan Cibodas-Nunuk ini terjadi untuk ketiga kalinya sejak tiga pekan terakhir. Kali ini banjir lebih parah dibanding sebelumnya. Jalan yang semula masih bisa dilintasi kendaran roda dua dan dilintasi pejalan kaki, kini benar-benar putus. Erosi juga sudah menghantam pekarangan rumah warga. Batas bibir sungai dengan dinding tembok rumah tinggal 50 centimeter. \"Air juga mengancam sejumlah rumah lainnya serta warung milik saya dan gedung sekolah dasar (SD). Ada juga beberapa rumah lainnya yang ada di jalur sungai tersebut sepanjang kurang lebih 50 meteran,\" ujar warga setempat Ade, Jumat (7/2). Ade yang rumahnya persis pinggir sungai Cibodas mengatakan banjir yang melanda ruas jalan terjadi untuk ketiga kalinya. Hanya yang terakhir yang paling parah karena kondisi jalan benar-benar terputus dan kerusakan semakin panjang. Jika awalnya banjir masih menyisakan jalan selebar kurang lebih 1,5 meter, kini benar-benar terputus serta menghantam pekarangan rumah hingga hampir ke dinding tembok. \"Padahal setelah banjir yang kedua kali pemerintah telah memperbaiki kondisi jalan dengan membuat bronjong dengan memasang batu belah. Hanya baru beberapa hari dipasang kembali hancur terseret air,\" tuturnya. Dia mengatakan hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi sejak siang hari membuat air kemudian meluap sekitar pukul 18.00 WIB. Pasangan batu dan bambu habis terseret hingga kondisi jalan yang masih tersisa serta pekarangan rumah hanyut. Kerusakan jalan pun bertambah menjadi sekitar 30 meteran serta seluruh lebar jalan hancur tidak tersisa. “Kerusakan bertambah panjang, sekarang pekarangan juga habis. Kemarin pemerintah sudah berupaya memperbaiki kerusakan jalan. Batu beberapa truk sudah dipasang di sini berikut bambu juga ada sekitar 100 batang yang sekarang habis terbawa air,” paparnya. Sementara itu, warga lainnya, Rudi menambahkan saat ini jalan tersebut benar-benar tidak bisa difungsikan. Meski jalan kaki sekalipun. Jika memaksakan diri melintasi jalan tersebut, masyarakat khawatir tanah yang diinjak akan ambruk. Pasalnya bagian bawah permukaan sudah kosong terkikis air sungai. Dikatakan, perbaikan tidak cukup hanya dengan membangun jalan dan tanggul. Namun harus dengan pengerukan sungai sehingga air bisa tertampung lebih banyak. “Perbaikannya harus menggunakan alat berat seperti mengeruk sungai di bagian tengah. Materialnya ditarik ke pinggir agar aliran air ke tengah sungai. Karena alur sungai ini langsung membentur ke pemukiman,” jelas Rudi. (ono)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: