Finalis Mojang Jajaka Membatik dengan Canting

Finalis Mojang Jajaka Membatik dengan Canting

MAJALENGKA- Puluhan finalis Mojang Jajaka (Moka) Kabupaten Majalengka mengikuti city tour ke galeri Herty Elit batik khas Majalengka di Desa Karyamukti, Kecamatan Panyingkiran, Minggu (3/11). Mereka mendengarkan pemaparan tentang motif batik khas Majalengka dari sang Maestro yakni Heri Suhersono. Meskpun kondisi Mas Heri, sedang dalam masa pemulihan pasca stroke, tapi suami dari Uti Sayuti SPd ini sangat antusias menerima para peserta Moka tersebut. Para peserta juga sempat mencoba membatik dengan menggunakan canting yang dibimbing Lulu dan Sofi. Seorang peserta Mojang asal SMKN 1 Kertajati, Nawaluzzakiyah mengaku baru kali ini dirinya mencoba membatik dengan canting. Dia menyebutkan, dibutuhkan ketelitian dan keuletan yang luar biasa untuk menghasilkan satu kain batik. “Saya senang bisa membatik dan ternyata walaupun sudah dengan hati, tetap saja ada yang bengkoknya, butuh konsentrasi dan keuletan untuk membatik ini,” ujarnya. Peserta Jajaka asal Desa Kasturi Kecamatan Cikijing, Dimas mengaku tertarik dengan motif batik karya Herty Elit yang merupakan perpaduan sejarah Kota Angin dengan budaya di Kabupaten Majalengka. Mahasiswa STIKes Kuningan ini mengaku senang dengan batik Majalengka dan berharap bisa go international. “Dengan batik khas Majalengka ini bisa lebih mempromosikan dan mengenalkan keberadaan Kabupaten Majalengka,” tuturnya. Ketua Panitia Pelaksana Pemilihan Moka tingkat Kabupaten Majalengka, Muhamad Furqon mengatakan finalis Moka sebanyak 30 peserta yang terdiri dari 15 jajaka dan 15 mojang. Disebutkan Furqon, para peserta selama 3 hari mengikuti masa karantina hingga menjelang grand final pada 16 November 2019 di auditorium Unma. Pada masa karantina tersebut, para peserta mengikuti city tour atau kunjungan ke galery Herty Elit dan Jatiwangi Art Factory (JAF) di Desa Jatisura, Kecamatan Jatiwangi. Pada grand final nanti akan dipilih mojang dan jajaka pinilih wakil 1 dan harapan 1 dan harapan 2 juga moka prigel, kameumeut, gendes dan fotogenik. “Untuk tahun ini hanya satu kategori umum usia 17 hingga 23 tahun. Tidak ada katagori remaja. Semoga moka pinilih nanti yang akan mewakili tingkat Jawa Barat bisa meraih prestasi terbaik,” ujarnya. Dia juga berharap para peserta bisa lebih mengembangkan potensi parawisata dan budaya di Kabupaten Majalengka. (ara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: