Kampung Reforma Agraria Baumata Dongkrak Ekonomi Warga Lewat Budidaya Pisang Cavendish

Kampung Reforma Agraria Baumata Dongkrak Ekonomi Warga Lewat Budidaya Pisang Cavendish

Budidaya pisang cavendish di Kampung Reforma Agraria Baumata-Dok-Iatimewa

RADARMAJALENGKA.COM-KUPANG – Desa Baumata di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, kini memasuki babak baru dalam pembangunan ekonomi berbasis agraria.

Setelah resmi ditetapkan sebagai Kampung Reforma Agraria oleh Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) Kupang pada Oktober 2025, desa tersebut mulai menunjukkan peningkatan signifikan melalui budidaya pisang cavendish.

Penetapan Kampung Reforma Agraria ini merupakan tindak lanjut dari Redistribusi Tanah 2022 dan PTSL 2023 yang sebelumnya memberikan kepastian hukum terhadap lahan masyarakat.

BACA JUGA:KUR BRI Pinjaman 150 Juta Angsurannya Berapa? Berikut Tabel Lengkap Beserta Tenor dan Cara Pengajuan

Tahap berikutnya adalah penataan akses oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), mulai dari pemetaan sosial hingga penguatan kelembagaan warga.

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Kupang, Wawas Setiawan, menegaskan bahwa reforma agraria tidak berhenti pada sertipikasi tanah, namun harus berlanjut pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Pendaftaran tanah melalui redistribusi dan PTSL sudah berjalan dengan sangat baik. Ketika bicara penataan akses, harapannya ada peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat,” ujarnya, Kamis (06/11/2025).

BACA JUGA:Dapatkan Modal Usaha Bunga Ringan, Berikut Tabel KUR BRI 2025 Pinjaman 150 Juta Lengkap dengan Angsurannya

Sebagai implementasi penataan akses, ATR/BPN menghadirkan off-taker, PT Agromina Makmur Sejahtera, untuk memberikan bibit pisang cavendish kepada warga. Program itu membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat Desa Baumata yang sebelumnya mengandalkan hasil tani jagung dan tomat.

Dengan adanya budidaya pisang, pendapatan warga meningkat. Wawas menyebut rata-rata warga kini mendapat tambahan sekitar Rp500.000 per kapita, sementara beberapa petani bahkan meraih pendapatan lebih tinggi.

Salah satunya Kostan Humau, Pembina GAPOKTAN Kampung Daun. Ia merasakan langsung manfaat penataan akses tersebut.

“Sekarang hasilnya sudah terasa. Dari kebun pisang ini, kami bisa tambah penghasilan sampai Rp1,5 juta per bulan,” ujarnya bangga.

Meski demikian, Kostan berharap pemerintah turut membangun infrastruktur pertanian, terutama irigasi. “Kadang musim kering panjang, jadi kami kesulitan siram. Kalau ada irigasi, pasti hasilnya lebih bagus,” katanya.

BACA JUGA:Mulai 3 Jutaan Aja! Berikut Daftar Harga Motor Listrik Uwinfly 2025 Terbaru Edisi November

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait