JaF Wakili Indonesia di Bienal de Sao Paulo 2025

JaF Wakili Indonesia di Bienal de Sao Paulo 2025

HARUMKAN MAJALENGKA: Komunitas seni JaF akan tampil di Bienal de Sao Paulo, salah satu pameran seni terbesar dan tertua di dunia.-Istimewa-radarmajalengka

MAJALENGKA, RADARMAJALENGKA.COM – Komunitas seni Jatiwangi art Factory (JaF) kembali menorehkan prestasi internasional. Setelah tampil di Documenta, Kassel, Jerman, pada 2022, JaF kini diundang ke Bienal de Sao Paulo 2025 di Brasil, salah satu pameran seni terbesar dan tertua di dunia.

JaF dijadwalkan berangkat pada 9-17 Desember 2025. Dua perwakilan, termasuk penggiat senior Ismal Muntaha, akan hadir memenuhi undangan resmi yang diberikan kurator Bienal sejak Januari 2025.

Undangan tersebut merupakan hasil pengamatan panjang terhadap konsistensi JaF dalam mengolah budaya tanah, gerakan komunitas, dan isu lingkungan.

“Kami diminta membuat program karena mereka tertarik dengan kegiatan JaF. Mohon doanya semoga perjalanan lancar,” ujar Ismal, Jumat (5/12/2025).

BACA JUGA:Kabupaten Majalengka ‘Juara’ Tertinggi Kasus AIDS di Ciayumajakuning

Tahun ini JaF menjadi satu-satunya delegasi dari Indonesia, dan hanya berdampingan dengan satu peserta dari Singapura sebagai wakil Asia Tenggara.

Berbeda dari peserta lain yang menampilkan karya visual, JaF justru diminta menghadirkan program khas mereka, seperti Rampak Genteng, Perhutana, dan Forum 27-an.

Kurator menilai kegiatan tersebut mencerminkan cara kerja JaF yang menggabungkan seni, partisipasi warga, dan kesadaran ekologis.

Meski demikian, tantangan logistik tetap ada. JaF tak mungkin membawa genteng dari Majalengka.
“Kemungkinan kami cari genteng di sana. Tapi beberapa material seperti tanah Majalengka akan tetap dibawa,” kata Ismal.

BACA JUGA:BPS Majalengka Catat Pengangguran Majalengka Terendah dalam 5 Tahun

Selain seni, JaF juga membawa misi kampanye keberlanjutan. Melalui Perhutana, mereka ingin menunjukkan bahwa kota kecil seperti Jatiwangi pun dapat berperan dalam isu lingkungan global. JaF juga berencana bertemu masyarakat adat Amazon dan aktivis lokal untuk bertukar pengetahuan.

Bienal de São Paulo merupakan pameran seni tertua kedua di dunia setelah Venice Biennale. Digelar sejak 1951, tahun ini Bienal memasuki edisi ke-36.

“Kami bangga membawa nama Majalengka dan Indonesia,” ujarnya.
Kehadiran JaF di Brasil menegaskan bahwa kreativitas berbasis komunitas dari kota kecil dapat bergema hingga panggung internasional. (bae)

BACA JUGA:Cicilan Mulai Rp381 Ribuan, Cek Simulasi Kredit Motor Listrik Mirip Vespa Volta Mandala, Buruan Bawa Pulang!

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: