Abolisi VS Nilai Keadilan : Ujian Integritas di Panggung Politik Prabowo
E. Mulya Syamsul Dosen Universitas Majalengka sekaligus Ketua LP Ma'arif NU PCNU Kabupaten Majalengka--
Oleh : E. Mulya Syamsul
Keputusan politik seorang pemimpin sering kali dihadapkan pada persimpangan jalan antara strategi elektoral dan komitmen moral.
Di era pasca-Pemilu yang penuh gejolak, Presiden terpilih Prabowo Subianto tampaknya sedang menghadapi ujian tersebut. Alih-alih bermain "politik catur" yang lazim untuk memperkuat koalisi, Prabowo justru membuat manuver yang terlihat lebih besar dari sekedar kalkulasi kekuasaan.
Memperlihatkan komitmennya pada nilai keadilan, bahkan dengan risiko politik. Keputusan ini, yang mengisyaratkan adanya kemungkinan abolisi terhadap kebijakan-kebijakan yang dianggap kontroversial oleh sebagian publik, menjadi pertaruhan serius yang dapat diartikan sebagai pilihan untuk mengutamakan integritas di atas pragmatisme politik.
Pragmatisme Politik
Pragmatisme adalah strategi yang paling sering dipilih. Alih-alih mengikuti hati nurani, pemimpin cenderung membuat keputusan yang paling menguntungkan secara politik, seperti memperluas koalisi atau menghindari konflik dengan para pemangku kepentingan.
Namun, langkah Prabowo yang menyentuh isu-isu sensitif ini menunjukkan adanya keberanian untuk menanggalkan pragmatisme demi sebuah nilai yang lebih besar. Ini adalah manifestasi dari integritas yang sesungguhnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
