Warga Minta Ranting Pohon Ditebang
MAJALENGKA - Memasuki musim penghujan banyak pepohonan yang kondisinya rawan tumbang. Seperti terpantau di sepanjang jalur protokol Cirebon-Bandung banyak pepohonan yang usianya sudah ratusan tahun rawan tumbang. Di kawasan sekitar desa Prapatan sampai dengan desa Panjalin Kidul Kecamatan Sumberjaya yang perbatasan langsung dengan Kabupaten Cirebon misalnya, sejumlah masyarakat khawatir sewaktu-waktu ranting maupun batang pohon bisa tumbang. Apalagi peristiwa pohon tumbang sudah terjadi di desa Garawangi kecamatan Sumberjaya. Salah seorang masyarakat Blok Pesantren Desa Panjalin Kidul, Faisal mengaku khawatir menjelang musim hujan banyak ranting pohon kondisinya sudah keropos sehingga ditakutkan sewaktu-waktu bisa roboh mengenai warga dan para pengendara. Peralihan musim (pancaroba) ditengarai biasanya saat hujan turun disertai angin yang sangat kencang. Sehingga tidak jarang saat musim hujan datang banyak pepohonan disamping jalan roboh dan mengenai sejumlah kendaraan dibawahnya. \"Saat musim hujan datang tentu ketakutan menyelimuti kami warga sekitar saat melaksanakan aktivitas. Kondisi pohon yang usianya diyakini sudah ratusan ini rantingnya banyak yang keropos. Kami berharap instansi berwenang segera menindaklanjuti dengan cara memangkas pohon-pohon yang berada dipinggir jalan,\" pintanya. Sementara itu, salah seorang tokoh masyarakat, Kardi Sohir mengaku pihaknya sudah mengusulkan kepada instansi terkait khususnya yang bertanggungjawab menangani hal tersebut. Usulan tersebut secara tertulis terkait permintaan para pedagang diwilayah itu. Namun demikian, usulan tersebut sampai saat ini belum juga ditindaklanjuti pihak terkait. Padahal warga, dan pengguna jalan sudah resah dan khawatir kalau pohon jenis Johar yang menjulang tinggi dan berdiameter besar itu roboh seketika. \"Usulan memang sudah kami sampaikan secara tertulis sejak beberapa tahun yang lalu. Tetapi sampai saat ini belum juga ada tindaklanjutnya. Malah kami mendapat informasi kalau penebangan pohon tidak semata-mata dilakukan, karena harus melalui prosedur yang cukup rumit,\" paparnya, Kamis (5/12). Soal penebangan pohon secara menyeluruh, kata dia, jelas tidak mungkin dilakukan begitu saja. Pasalnya, pihaknya mengaku hal tersebut terbentur dengan undang-undang tentang lingkungan hidup. \"Karena waktu kami meminta untuk ditebang, itu perlu menyediakan berapa ratus bibit pohon untuk kemudian kembali ditanam di lokasi bekas penebangan. Tapi anehnya, banyak di wilayah kota Majalengka asal-asalan saja menebang tapi tetap dibiarkan. Kami meminta minimalnya ranting-ranting pohonnya saja untuk mengantisipasi ranting diatas tumbang,\" harapnya. (ono)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
