PMI Tewas Diduga Dibunuh oleh Suaminya di Mesir

Jumat 12-12-2025,10:02 WIB
Reporter : Ono Cahyono
Editor : Leni Indarti Hasyim

MAJALENGKA, RADARMAJALENGKA.COM - Seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Desa Tegalsari, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka, Yayah Komariah, dikabarkan meninggal dunia diduga akibat dibunuh suaminya di Mesir.

Keluarga pertama kali mengetahui kabar duka tersebut pada Kamis, 4 Desember 2025. Informasi awal diterima melalui telepon dari seorang aktivis yang menyampaikan bahwa Yayah tewas dibunuh.

Beberapa hari kemudian, KBRI Mesir mengonfirmasi bahwa korban meninggal akibat penganiayaan.

Menurut keluarga, sejak tinggal di Mesir, Yayah kerap terlibat pertengkaran dengan suaminya. Dugaan kekerasan dalam rumah tangga itu berakhir tragis. Korban sempat dibawa ke rumah sakit, namun nyawanya tidak tertolong.

BACA JUGA:Bawa Pulang Langsung Motor Listrik Volta Mandala Harganya Segini, Cicilan Murah Cuma Rp256 Ribu

Keluarga semakin terpukul setelah beredar kabar di media sosial mengenai kondisi korban yang disebut mengenaskan. Meski begitu, mereka masih menunggu penjelasan resmi dari KBRI dan otoritas Mesir.

“Kami hanya ingin kebenaran diungkap dan jenazah Yayah segera dipulangkan,” ujar Sri, salah satu anggota keluarga, Rabu 10 Desember 2025.

Sri menuturkan, Yayah telah dua kali bekerja di Mesir, pertama pada 2008 dan kembali pada 2019. Dua tahun pertama, komunikasi dengan keluarga masih berjalan. Namun setelah membangun rumah tangga di Mesir, hubungan tersebut terputus.

Kepala Desa Tegalsari, Hendi Kuswanto, membenarkan bahwa Yayah merupakan warganya. Ia mengaku pertama kali mengetahui kabar tersebut dari media sosial sebelum memastikan langsung ke rumah keluarga.

BACA JUGA:Diskon Hingga Rp14 Juta! Ini Daftar Motor Listrik United yang Turun Harga di Desember 2025, Makin Worth It

Hendi juga mengungkapkan bahwa keberangkatan Yayah ke Mesir dilakukan tanpa prosedur resmi. “Tidak ada dokumen keberangkatan di desa. Diduga korban berangkat sebagai PMI secara ilegal,” katanya.

Keluarga bersama pemerintah desa kini berharap pemerintah pusat segera turun tangan. Mereka meminta Kementerian Luar Negeri dan BP2MI mengambil langkah konkret untuk memulangkan jenazah serta mengawal proses hukum terhadap pelaku di Mesir.

Hingga kini, keluarga masih menunggu informasi lanjutan dari KBRI terkait proses autopsi, penyidikan, dan kepastian pemulangan jenazah. (ono)

Kategori :