Petani Senang Mendapat Bantuan 10 Ton Pupuk Non-Subsidi dari Yayasan GSN dan PT Atthaya Kemi Mandiri

Kamis 23-01-2025,11:09 WIB
Reporter : Baehaqi
Editor : Leni Indarti Hasyim

RADARMAJALENGKA.COM  – Para petani di Desa Surawangi, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, tengah berbahagia, pasalnya mereka menerima bantuan 10 ton pupuk urea merk Nitrea non-subsidi secara gratis pada Minggu (19/1) lalu.

Yayasan Gerakan Solidaritas Nasional (GSN) dan PT ATTHAYA KEMI MANDIRI adalah institusi yang memberikan bantuan 10 ton pupuk urea secara gratis kepada para petani.

Selain bantuan 10 ton pupuk non-subsidi, juga memberikan 100 handsprayer (alat semprot).
Wakil Ketua Yayasan GSN sekaligus Wakil Kepala Badan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin), Nanik S Deyang, mengatakan bahwa program ini merupakan bagian dari misi besar yayasan yang diinisiasi dan didirikan oleh Prabowo Subianto.

Nanik mengatakan bahwa program ini sudah memasuki pelaksanaan keempat kalinya, dengan penyaluran sebanyak 10 ton pupuk setiap bulannya.

BACA JUGA:Kasus Korupsi Proyek Pasar Cigasong, Irfan Nur Alam (INA ) Berharap Keadilan

"Yayasan GSN memiliki berbagai divisi, salah satunya adalah pengentasan kemiskinan. Bantuan pupuk ini menjadi salah satu upaya nyata kami untuk meringankan beban petani kurang mampu," ujar Nanik.

Hingga saat ini, dikatakannya, program distribusi pupuk telah dilaksanakan di beberapa daerah, yaitu Banyumas, Magelang, Madiun, dan kini di Majalengka.

Nanik menyebut bahwa pupuk yang disalurkan merupakan jenis Nitrea Urea Plus, yang kualitasnya lebih unggul dibandingkan urea biasa.

"Kami mencari petani kurang mampu yang benar-benar membutuhkan. Setelah itu, Yayasan GSN menyalurkan pupuk dari PT ATTHAYA KEMI MANDIRI langsung ke petani. Program ini akan terus berjalan sepanjang PT ATTHAYA memiliki kemampuan untuk mendukung," katanya.

BACA JUGA:Puluhan Hektar Sawah Terendam Banjir

Selain itu, Nanik menyampaikan peran pemerintah dalam mendukung sektor pertanian. Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan agar subsidi pupuk tidak lagi melalui distributor atau depo, melainkan langsung dari pabrik ke Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

"Kebijakan ini diharapkan dapat mempermudah akses petani terhadap pupuk subsidi yang selama ini sulit diperoleh," katanya.

Lebih lanjut, dikatakannya, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa kemiskinan terbesar di Indonesia berasal dari sektor pertanian. Dari total 25 juta penduduk miskin, 40 persennya adalah petani.

Nanik menekankan bahwa bantuan pupuk gratis dari sektor swasta dan kebijakan pemerintah terkait subsidi pupuk merupakan langkah strategis dalam mengatasi persoalan utama petani.

BACA JUGA:Kadisdik Umar Maruf Pantau Makan Bergizi Gratis Hari Kedua

Kategori :