Bagian Kedua: Perspektif Asmara Jati
Bagian kedua dari novel ini diceritakan melalui sudut pandang Asmara Jati, adik Biru Laut. Setelah Laut menghilang, Jati dan keluarganya harus menghadapi kenyataan pahit tanpa kepastian mengenai nasib Laut.
Asmara Jati berusaha untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada kakaknya dan teman-temannya yang hilang.
Dalam usahanya ini, Jati bergabung dengan keluarga-keluarga korban lainnya yang mengalami nasib serupa.
Melalui perspektif Jati, pembaca dapat merasakan kepedihan dan penderitaan yang dirasakan oleh keluarga korban.
Jati dan keluarganya harus menjalani hari-hari dengan ketidakpastian dan harapan yang terus terkikis.
Bagian ini menyoroti dampak psikologis dan emosional yang dialami oleh keluarga yang ditinggalkan, serta perjuangan mereka untuk mencari keadilan dan kebenaran.
BACA JUGA:Punya Stretch Mark Mengganggu? Ini Cara Menghilangkan Stretch Mark
Tema dan Pesan
"Laut Bercerita" mengangkat tema-tema penting seperti perjuangan melawan ketidakadilan, pengorbanan, solidaritas, dan pencarian kebenaran.
Melalui kisah Biru Laut dan Asmara Jati, Leila S. Chudori berhasil menggambarkan betapa kejamnya rezim Orde Baru dalam menindas perbedaan pendapat dan gerakan pro-demokrasi.
Novel ini juga menyoroti pentingnya mengenang sejarah kelam agar tidak terulang di masa depan. Pengalaman pahit yang dialami oleh para aktivis dan keluarganya merupakan bagian dari sejarah bangsa yang harus diingat dan dipelajari.
"Laut Bercerita" menjadi pengingat akan keberanian individu-individu yang berani melawan ketidakadilan, meski harus membayar dengan harga yang sangat mahal.
BACA JUGA:Sinopsis Film Vina Sebelum 7 Hari, Kisah Tragis Korban Pembunuhan Geng Motor di Cirebon
"Laut Bercerita" adalah sebuah karya sastra yang menggugah dan penuh makna. Leila S. Chudori berhasil menggabungkan narasi pribadi dengan latar belakang sejarah yang kompleks, menghasilkan sebuah novel yang tidak hanya menghibur tetapi juga memberikan wawasan mendalam tentang sejarah politik Indonesia.
Melalui cerita Biru Laut dan Asmara Jati, pembaca diajak untuk merenungkan nilai-nilai keberanian, solidaritas, dan pentingnya memperjuangkan kebenaran.