RADARMAJALENGKA.COM - Dalam Primbon Jawa, weton atau hari lahir diyakini memiliki pengaruh terhadap karakter dan watak seseorang.
Berikut ini merupakan beberapa mitos yang berkaitan dengan lahir hari Selasa menurut Primbon Jawa:
1. Sifat dan Watak:
- Cerewet dan Suka Berbicara: Orang yang lahir pada hari Selasa diyakini memiliki sifat cerewet dan suka berbicara. Mereka pandai berkomunikasi dan mampu menghibur orang lain.
- Kreatif dan Berbakat Seni: Diyakini memiliki bakat seni dan kreatif dalam berbagai bidang, seperti seni musik, tari, atau lukis.
- Rajin dan Tekun: Dikenal rajin dan tekun dalam mengerjakan tugas. Mereka memiliki etos kerja yang tinggi dan selalu berusaha untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik.
- Mudah Bergaul dan Ramah: Mudah bergaul dan ramah kepada orang lain. Mereka memiliki banyak teman dan disukai oleh banyak orang.
- Gampang Marah dan Moody: Diyakini mudah marah dan moody. Mereka perlu belajar untuk mengendalikan emosinya agar tidak mudah tersulut amarah.
BACA JUGA:Inilah Sifat Seseorang Lahir Hari Jumat Menurut Primbon Jawa
2. Keberuntungan:
- Keberuntungan Rezeki: Dipercaya memiliki rezeki yang cukup dan tidak kekurangan. Mereka mampu hidup mandiri dan tidak bergantung pada orang lain.
- Keberuntungan Karir: Diyakini memiliki peluang karir yang baik. Mereka mampu mencapai kesuksesan dalam karirnya dengan kerja keras dan ketekunan.
- Keberuntungan Jodoh: Dipercaya mudah mendapatkan jodoh dan memiliki pernikahan yang bahagia. Mereka adalah pasangan yang setia dan penyayang.
3. Pantangan:
- Pantangan Berkata Kasar: Diyakini pantang berkata kasar dan kotor. Hal ini dapat membawa sial dan kesusahan.
- Pantangan Bertengkar: Diyakini pantang bertengkar dan adu mulut. Hal ini dapat membawa perselisihan dan keretakan dalam hubungan.
- Pantangan Melakukan Kejahatan: Diyakini pantang melakukan kejahatan dan perbuatan tercela. Hal ini dapat membawa karma buruk dan hukuman.
BACA JUGA:Inilah Mitos Hari Kamis Menurut Primbon Jawa, Apa Saja ?
Penting untuk diingat bahwa mitos-mitos ini tidak memiliki dasar ilmiah dan hanya merupakan kepercayaan turun-temurun.
Setiap individu memiliki karakteristik uniknya sendiri yang terbentuk dari berbagai faktor, seperti lingkungan, pendidikan, dan pengalaman hidup.