MAJALENGKA, RADARMAJALENGKA.COM - Akibat kemarau yang cukup panjang, ditambah dengan adanya kebakaran hutan, menyebabkan sejumlah petani durian di Desa Ujungberung Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka harus menelan kerugian yang cukup lumayan.
Pasalnya akibat suhu udara yang panas dan minimnya air dari irigasi menyebabkan pertumbuhan bibit durian terhambat. Bahkan sebagian mati akibat kondisi tanah yang kering dan kurangnya suplai air.
Kondisi itu dijelaskan Sekretaris Desa Ujungberung, Abdul Somad SAg yang juga salah seorang pembina kelompok tani durian.
Menurutnya, pasokan air merupakan hal yang sangat penting bagi tanaman durian yang masih kecil, terutama yang masih berumur kurang dari 1 tahun hingga 2 tahun. Jika pasokan air irigasi tersendat maka dipastikan tanaman durian pertumbuhannya akan terganggu, bahkan bisa mati layu.
BACA JUGA:Hanya Rp. 10.000 Tarif Tiket Masuk Kebun Teh Cipasung Majalengka
BACA JUGA:Buper Leles Majalengka Menjadi Rekomendasi Tempat Kemah Terindah dan Nyaman Ditempati
Akibat kondisi saat ini kata dia, memang ada sebagian tanaman durian yang masih kecil yang mati layu, sementara untuk yang sudah berumur lebih dari 2 tahun masih terlihat kuat.
“Yang pasti dengan kondisi kemarau seperti ini, para petani bibit durian yang akan merasakan dampaknya, karena banyak tanaman bibitnya yang mati akibat kurangnya pasokan air,” jelasnya.
Meski demikian masih ada sisi positif lainnya dampak dari kemarau seperti ini, terutama bagi para petani durian yang akan panen. Sebab kata Somad, dipastikan duriannya akan memiliki cita rasa yang manis dan legit serta kering.
“Justru sebaliknya kalau panen durian saat musim kemarau seperti ini, bisa dipastikan buahnya akan manis dan legit serta kering. Selain itu akan sedikit sekali durian yang terserang hama, berbeda jika musim panen terjadi saat musim hujan, dimana sebagian durian rasanya kurang manis dan rentan terhadap penyakit ulat,” tambahnya.
BACA JUGA:Wisata Alam Majalengka Situ Cikuda Berada Di Lereng Utara Gunung Ciremai
BACA JUGA:Rute Penerbangan Beralih ke Kertajati, Tidak Menyurutkan Turis Datang ke Bandung
Kepala Desa Ujungberung, Aris AMd menambahkan, saat ini sedikitnya memiliki sekitar 2.000 hingga 5.000 pohon siap panen di lahan bengkok seluas hampir 5 hektare yang berada di kawasan Agrowisata Durian. Jika ditambahkan dengan lahan petani durian milik warga, maka jumlahnya bisa mencapai antara 11 hingga 12 hektare.
Tanaman durian yang ada di lokasi tersebut kata Aris merupakan tanaman durian Sinapeul hasil okulasi dan stek yang dilakukan para petani di desanya. Sebagian lain berjenis Perwira, Mentari dan juga Bawor serta durian Montong.
“Ada beberapa varian pohon durian yang sengaja ditanam di kawasan itu. Kalau jenisnya cukup banyak, dari mulai durian Sinapeul hingga jenis durian dari beberapa daerah juga ada, sehingga cukup bervariatif,” bebernya.