RADARMAJALENGKA.COM - Ada sebuah petilasan yang dulu didirikan oleh pendukung utama atau bobotoh Raja Pajajaran, Prabu Siliwangi.
Selain sekarang menjadi masjid, di petilasan ini juga ada “sumur sakti”. Air sumur ini, diyakini bisa menyembuhkan segala macam penyakit.
Petilasan ini berada di Jl Karanggetas, Kota Cirebon, Jawa Barat. Petilasan ini sekarang menjadi salah satu obyek wisata yang sangat terkenal.
Ini juga salah satu lokasi Wisata Gang, karena jalan masuknya berada di dalam gang yang sempit.
BACA JUGA:Rekening BCA Otomatis Tutup Berlaku 1 November 2023, Simak Penjelasannya
BACA JUGA:Indonesia Jadi Wilayah Perang Spionase Asing, Jika Dokumen CIA Soal Pemilu 2024 Itu Benar, Siapa Targetnya?
Di obyek wisata ini berdiri sebuah masjid. Namanya Masjid Jagabayan, yang selalu ramai dikunjungi wisatawan. Baik dari Cirebon dan sekitarnya, juga dari luar daerah.
Selain Masjid Jagabayan yang penuh sejarah ini, di kompleks tersebut juga ada sebuah sumur.
Nah, air sumur inilah yang diyakini para pengunjung, mempunyai khasiat yang tinggi. Bisa menyembuhkan segala macam penyakit. Makanya disebut “sumur sakti”.
Tentu, yang juga memiliki kekuatan supranatural linuih adalah Masjid Jababayan. Berdoa, tawasul dan tirakat di masjid tersebut diyakini bisa menolak balak atau bahaya.
BACA JUGA:Atlet Catur Junior Sabet 2 Emas
BACA JUGA:Pejuang Anies Sosialisasi Pake Bus, Kunjungi Pasar Ikan dan Pontren Saung Balong Al Barokah
Sebenarnya, masjid ini berada di Jl Karanggetas. Namun, lokasinya sudah tertutup oleh deretan pertokoan emas dan kelontong yang ada di jalan itu.
Bahkan jika tidak cermat melihat, sulit menemukan bagunan yang dulu didirikan oleh bobotoh Prabu Silwangi ini. Selain lokasinya sudah di ujung jalan Karanggetas, juga hanya ada plang nama kecil di depan masjid ini.
Apalagi pintu masuk masjid ini berada di dalam gang sempit, sebelum lampu merah Jl Karanggetas. Pintu masjid ini tidak di jalan utama Karanggetas.
Walau di dalam gang, ini adalah salah satu Wisata Gang yang dimiliki Kota Cirebon. Selain masih banyak lagi Wisata Gang yang dimiliki oleh Kota Wali ini.
BACA JUGA:Investasi BIJB, Ratusan Miliar Terancam Batal Cair, Pemkab Majalengka Geser ke Revitalisasi Pasar?
Pengunjung sebagian berdoa di masjid itu. Karena berdoa di masjid tersebut diyaknini bisa nolak balak atau menolak musibah.
Juga banyak di bertirakat di masjid itu yang dipercayai bisa menaikkan martabat seseorang .
Namun yang paling banyak pengunjung adalah, meminta air dari sumur di Masjid Jagabayan ini.
Karena air dari sumur masjid tersebut diyakini bisa mencegah sakit dan dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Boleh percaya juga boleh tidak. Hanya faktanya masjid yang sudah menjadi tujuan Wisata Gang tersebut, banyak dikunjungi masyarakat.
Sejarah Masjid Jagabayan di Jl Karanggetas, Kota Cirebon, tidak lepas dari sosok Prabu Siliwangi dan Pangeran Walangsungsang.
Mengacu pada sejumlah sumber sejarah, Masjid Jagabayan Cirebon didirikan oleh Pangeran Nalarasa sekitar tahun 1473 M. Tadinya merupakan pos jaga.
Pangeran Nalarasa adalah salah satu bobotoh yang menjabat sebagai patih utusan Prabu Siliwangi. Ketika sang bobotoh tersebut mendirikan pos jaga.
Dalam perkembangan sejarah akhirhya pos jaga itu, menjadi awal mula berdirinya Masjid Jagabayan, Kota Cirebon.
BACA JUGA:Karawang: 13 Desa 6.301 Keluarga 16.289 Jiwa Terpapar Bencana Kekeringan
Pos jaga itu, dimaksudkan untuk tempat pemantauan sehubungan tugas yang diberikan oleh Prabu Siliwangi kepada Pangeran Nalasara.
Sang pangeran diminta mencari keberadaan Pangeran Walangsungsang, Putera Mahkota Kerajaan Pajajaran.
Tidak hanya mencari Pangeran Walangsungsang, Patih Nalarasa juga ditugaskan Prabu Siliwangi untuk mengintai aktivitas Kerajaan Cirebon yang pada waktu itu baru berdiri dan bercorak Islam.
Namun, informasi yang didengungkan bahwa di Cirebon ada kerajaan baru justru tidak dijumpai Pangeran Nalarasa. Yang ada justru pondok tempat orang mengaji dan sangat ramai.
Di pondok itu, banyak santri yang sedang mengaji. Saat memasuki salah satu pondok Pangeran Nalarasa bertemu dengan Pangeran Walangsungsang.
BACA JUGA:Sempat Ada Percikan Api di Atap Peron, Begini Suasana Kantor Kereta Cepat Jakarta - Bandung Stasiun Halim
Namun yang terjadi bukannya membawa Pangeran Walangsungsang untuk kembali ke Kerajaan Pajajaran. Pangeran Nalarasa justru masuk memeluk agama Islam dan tinggal menetap di Cirebon.
Alhirnya, oleh Sunan Gunung Jati diberi gelar Tumenggung Jagabayan.
Menurut Moch Faozan, Juru Kunci Masjid Jagabayan, sebelum adanya masjid di Cirebon, di sinilah tempat musyawarahnya para Wali Cirebon.
Namun, hanya berbentuk pos penjagaan Kerajaan Pakungwati, tepat di depan gerbang Keraton Cirebon. Dari sinilah cikal bakal Masjid Jagabayan terbentuk.
Hingga kini, ada hal unik di Masjid Jagabayan ini. Setiap malam Jumat Kliwon masyarakat dari berbagai daerah datang untuk melakukan doa bersama dan tawasul.
Juga mengirimkan doa kepada para Wali dan Sesepuh Cirebon sebagai ungkapan terima kasih kepada mereka. Tradisi ini khusus diadakan untuk mengingatkan sejarah di balik berdirinya Masjid Jagabayan.
“Tradisi yang sudah kami lakukan turun-temurun adalah tawasul di malam Jumat Kliwon. Biasanya banyak tamu yang berdatangan untuk melakukan doa bersama dan kegiatan rutin tersebut,” ujarnya.
BACA JUGA:BOCOR: Badan Intelijen Ini Persiapkan Skenario Revolusi Pilpres 2024, Jokowi Nasib Mirip Bung Karno?
Selain itu, di sini terdapat sumur yang dipercaya sebagai wasilah keselamatan, dan penjagaan. “Yang terpenting innamal a’malu binniyat terhadap Allah SWT,” tutupnya.
Seperti diketahui, Masjid Jagabayan terletak di Jalan Karanggetas RT 01 RW 09 Kelurahan Panjunan Kecamatan Lemahwungkuk Kota Cirebon. Masjid yang memiliki nama asli Masjid Jami Jagabayan ini merupakan peninggalan para wali dan sultan Cirebon.
Masjid ini berukuran 7×8 meter. Lokasinya hampir tidak terlihat karena sepanjang Jalan Karanggetas dipenuhi jejeran toko emas dan toko kelontong.
Di dalam area masjid terdapat sumur. Nah sumur tersebut dipercayai oleh warga sekitar bisa menyembuhkan berbagai penyakit.
Dahulu, masjid ini adalah pos penjagaan pintu masuk Keraton Kanoman. Pada waktu itu, masyarakat di sekitar lingkungan keraton terkena musibah penyakit.
Pangeran Jagabayan, atau dikenal juga dengan nama Pangeran Nararasa, lalu berdoa di pos itu. Ajaib, doanya dikabulkan oleh Yang Maha Kuasa.
BACA JUGA:Gunung Balay Piramida Majalengka, Petilasan Pertapaan Cikal Bakal Sumedang Larang, Siapa Prabu Aji Putih?
Sejak saat itu, pos ini dijadikan sebuah masjid. Oleh masyarakat dipercaya dapat menolak bala atau menolak musibah.
Di masjid yang sempit ini, setiap malam Jumat Kliwon selalu dikunjungi lebih dari 3000 jamaah. Selain bertawasul, mereka juga mengambil air dari sumur yang dikeramatkan itu.
Nah, inilah dahsyatnya Wisata Gang yang dimiliki Kota Cirebon. Tak perlu sudah payah, wisatawan sudah datang sediri. Pemkot Cirebon tinggal mendukung saja. (*)